- Istimewa
Diakui Internasional, Suarasama Rilis Ulang Album 'Timeline' dengan Label Rekaman AS 'Drag City Records' Chicago
Jakarta, tvOnenews.com - Suarasama, nama suatu kelompok musik beraliran world fusion yang dimotori oleh pasangan suami istri Irwansyah Harahap dan Rithaony Hutajulu (yang merupakan pasangan Etnomusikolog dari Universitas Sumatera Utara).
Nama Suarasama ini juga tak asing bagi sebagian penggemar musik aliran world fusion hingga para akademisi Etnomusikologi di Indonesia. Hal ini tak lain, Suarasama mendapat tempat di panggung nasional hingga diakui internasional.
Lantas, bagaimana kabar kelompok musik beraliran world fusion saat ini?
Salah seorang personel Suarasama, Rithaony Hutajulu menceritakan kabar Suarasama saat ini di dunia industri musik. Dia katakan, saat ini anggota Suarasama sedang melanjutkan legacy musik mereka.
"Tahun ini, Drag City, label rekaman indie yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat ini akan kembali merilis ulang album Suarasama, kali ini adalah album ke empat yang bertajuk “Timeline” pada 12 Mei 2023," kata Rithaony Hutajulu melalui rilisnya yang diterima tvOnenews.com, Sabtu (13/5/2023).
Lanjutnya menjelaskan, untuk memulai perjalanan menuju perilisan album tersebut. Ia katakan, penggemar disuguhkan oleh tiga single yang akan dirilis yaitu “Untukmu Yang Berperang (To The Wars)” pada tanggal 23 Februari 2023, “Sea Fish” pada tanggal 22 Maret 2023 dan “Timeline” pada tanggal 26 April 2023 yang dapat didengarkan di seluruh digital musik platform.
"Album Timeline awalnya dirilis pada tahun 2013 oleh Spacerec dan Syaelendra akan kembali dirilis ulang secara lengkap pada 12 Mei 2023 oleh Drag City Records dalam bentuk LP /Vynil dan di platform musik digital," ujarnya.
Kemudian, rencana perilisan ulang album Timeline ini oleh Drag City Records sudah muncul sejak akhir 2020 yang lalu, namun baru akan terwujud tahun ini.
"Dragcity tetap antusias dalam merilis ulang album ini, seperti yang dikutip dalam situs resmi “dragcity.com”, label asal Chicago, Amerika serikat tersebut menggambarkan tribut yang diberikan tokoh utama Suarasama ini “Irwansyah Harahaps’s untimely passing changes the future in ways we can’t imagine yet, but it will not detract at all from our intention to go forward and share the joy of Suarasama’s music with everyone we meet. May it live forever,” katanya.
Maka dari itu, ia katakan, Suarasama berharap bahwa album keempatnya ini mendapat tempat terbaik dari penikmat musik Indonesia.
- Mengenal Suarasama
Untuk diketahui, Suarasama, merupakan kelompok musik beraliran world fusion yang dimotori oleh pasangan suami-istri Irwansyah Harahap dan Rithaony Hutajulu (yang merupakan pasangan Etnomusikolog dari Universitas Sumatera Utara).
Keduanya membentuk Suarasama sejak tahun 1995 sekembalinya mereka dari studi Etnomusikologi dari University of Washington. Suarasama banyak menggali berbagai budaya musik dunia dari studi mereka seperti musik tradisional Afrika, Timur Tengah, India, Sufi Pakistan, Eropa Timur dan Asia Selatan. Untuk musik tradisi Nusantara mereka juga memasukkan unsur tradisional mereka sendiri, yaitu tradisi Batak dan Melayu Sumatera Utara.
Dalam perjalanan karir Suarasama,Irwansyah Harahap sendiri telah mendapat anugerah kebudayaan Kemendikbud RI sebagai pelopor world music di Indonesia tahun 2017. Rithaony Hutajulu, juga mendapat penghargaanAnugerah Kebudayaan Indonesia dari Kemdikbud RI sebagai pelestari musik Batak pada tahun 2021.
Suarasama telah memproduksi empat album musik: “Fajar Di Atas Awan” (1998), “Rites of Passage” (2002); “Lebah” (2008); dan “Timeline” (2013). Album “Fajar di Atas Awan” diproduksi dalam bentuk keping CD oleh Radio France Internationale (RFI), France 1998. Satu lagu berjudul “Fajar di Atas Awan” yang terdapat di dalam album tersebut juga dipublikasi sebagai lagu penutup dalam Music of Indonesia 20: Indonesian Guitars by the Smithsonian Folkways Recording, 1999 in Washington DC, USA.
Pada tahun 2008, label rekaman Amerika Serikat yaitu Drag City, Chicagotelah merilis ulang album pertama Suarasama, Fajar Di Atas Awan, dalam bentuk Vinyl dan CD dan memasarkannya di sejumlah negara di dunia. Album musik Suarasama “Fajar di Atas Awan” dianggap sebagai “One of the 5 best World Music album of the year” oleh San Francisco Chronicle (SFGate.Com); “One of the 10 best World Music album Of the Year” oleh UnCut Magazine, London dan “One of the 10 Best Album of October, 2008” oleh Global Rhythm Magazine, USA.
Karya musik Suarasama juga dipakai sebagai bagian dari isi dan ilustrasi dari film “[un]COMMON SOUNDS : exploring the contribution of music and the arts in fostering sustainable peacebuilding among Muslims and Christians”, oleh Fuller Theological Seminary, USA (2013).
Pada tahun 2021 Suarasama juga telah merilis sejumlah single mereka seperti Syair Cinta (2021) , Maliqul Quddus (2021), Selayang Pandang (2021) dan Rainforest Dream (2021). Telah dua kali masuk nominasi oleh AMI Awards dalam kategori Best World Music Group di Indonesia.
Berpulangnya Irwansyah Harahap pada awal November 2021 yang lalu merupakan kehilangan yang besar bagi kelompok musik Suarasama dan juga para penggemarnya.
Namun Rithaony Hutajulu dan anggota Suarasamalainnya tetap bertekad untuk melanjutkan legacy musik mereka. Tahun ini, Drag City, label rekaman indie yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat ini akan kembali merilis ulang album Suarasama, kali ini adalah album ke empat mereka “Timeline” pada 12 Mei 2023. (aag)