- Tangkapan layar TikTok Onal Majan
Influencer Asli Dayak Onal Majan Bongkar Pantangan Ketika di Hutan Kalimantan, Ternyata Dilarang Membakar 2 Makanan ini
Jakarta, tvOnenews.com – Onal Majan bukanlah nama baru bagi pengguna TikTok Indonesia. Pasalnya, dirinya merupakan seorang influencer dengan jutaan pengikut dan kerap membagikan konten-konten terkait kebudayaan Suku Dayak.
Dirinya juga diketahui sering menjawab pertanyaan-pertanyaan netizen terkait dengan kebudayaan Suku Dayak. Baru-baru ini Onal Majan mendapatkan pertanyaan yang cukup unik yakni bolehkah seseorang memasak nasi goreng di Kalimantan.
Hal ini lantaran beredar mitos bahwa sebenarnya bagi orang yang bukan dari Suku Dayak, tidak diperbolehkan memasak nasi goreng di Kalimantan. Dalam akunnya, Onal Majan menjawab bahwa sebenarnya memasak nasi goreng di area Kalimantan boleh-boleh saja dilakukan.
“Buat teman-teman ketika main ke Kalimantan, teman-teman yang dari luar Suku Dayak main ke Kalimantan atau kerja di Kalimantan boleh kok masak nasi goreng di sana, boleh sekali,” ungkap Onal Majan.
Namun Onal juga menghimbau agar masyarakat dari luar Kalimantan jangan membakar ikan asin dan terong ketika sedang berada di area hutan Kalimantan.
“Yang penting jangan bakar ikan asin, bakar terong kalau di hutannya. Itu saja pantangannya jangan bakar di hutannya. Kalau di rumah, di pondok, di kebun, di ladang, boleh masak nasi goreng, mau malam, (mau) siang, boleh,” ungkap Onal Majan.
Profil Onal Majan
Onal Majan merupakan salah satu influencer yang memiliki pengikut lebih dari 1,1 juta di TikTok.
Ada yang unik dari penampilan Onal Majan dan kerap membuat netizen gagal fokus. Onal Majan atau yang akrab disapa Bang Onal berpenampilan khas Suku Dayak dengan memiliki lubang besar di telinga.
Ia menggunakan anting dengan motif lonceng sehingga membuat penampilannya terkesan unik. Onal Majan diketahui berasal dari Kenyah, salah satu rumpun Suku Dayak atau yang kerap disebut dengan Suku Dayak Kenyah.
Menurut Onal tradisi memiliki telinga panjang dengan anting besar ini sudah jarang dilakukan di zaman modern ini.
Namun Onal Majan masih berusaha menjalankan tradisi tersebut karena kecintaannya yang besar terhadap budayanya. (Lsn)