- Viva.co.id
WOW! Anak-anak Diajarkan untuk Melakukan Seks Sebelum Menikah, Simak Tradisi Suku Muria
Jakarta, tvOnenews.com - Tinggal di wilayah Naxal Bastar di Chhattisgarh, India tengah, Suku Muria memiliki tradisi yang sudah berusia berabad-abad dan membuat orang-orang terkejut.
Tradisi Suku Muria ini lebih dikenal dengan sebutan Ghotul Muria. Seperti dilansir dari Indiatimes.com, Ghotul merupakan budaya suku Muria dan Gond yang tidak tabu melakukan seks sebelum menikah.
Dalam Suku Muria, anak-anak dibesarkan untuk melakukan hubungan seks pranikah. Ghotul menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat, asrama desa untuk anak perempuan dan laki-laki yang belum menikah. Remaja diajarkan pendidikan jasmani, keterampilan dan minum alkohol untuk seks.
Kaum muda dari Suku Muria juga berhubungan di sana, melakukan hubungan seks pranikah dengan satu atau lebih pasangan. Lalu belajar tentang budaya dan legenda suku tersebut.
Ghotul itu sendiri sebenarnya adalah gubuk yang terbuat dari bambu dan lumpur. Itulah sebabnya anak laki-laki dan perempuan dikirim ke Ghotul sejak usia 10 tahun.
Menurut tradisi, kedatangan mereka diiringi dengan suara gendang. Di sana anak laki-laki disebut Cheliks dan perempuan Motiaris. Pemimpin Ghotul yang hadir bernama Siredar dan Belosa.
Anak laki-laki Ghotul membuat sisir bambu. Semakin menarik sisirnya, semakin besar peluang mendapatkan seorang gadis sebagai pasangan.
Ketika gadis itu menyukai sisir anak laki-laki itu, dia mencurinya dan dengan bangga memakainya di rambutnya. Kemudian mereka berjanji untuk hidup bersama.
Uniknya, mereka memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, seperti mencari kesenangan atau menjalaninya secara maksimal dengan melakukan hubungan seks sebanyak mungkin hingga menemukan pasangan yang ideal.
Namun, seks berkelompok tidak diperbolehkan di sana. Di beberapa tempat, anggota tidak ingin melakukan ini karena menimbulkan ketertarikan emosional bagi pasangannya dan dapat menghukum.
Di sana, kaum muda didorong untuk menjalin hubungan monogami, tetapi terkadang dengan banyak orang.
Perlu dipahami bahwa remaja diperbolehkan berhubungan seks tanpa ikatan emosional.
Sebelum berhubungan seks, remaja putri meminum alkohol yang biasa digunakan sebagai alat kontrasepsi.
Sama seperti kencan modern, banyak pasangan yang memilih menghabiskan waktu di sana bersama calon pasangan.
Artinya, jika hasil hubungan tersebut membuat perempuan tersebut hamil, maka anak di kampung tersebut akan mengadopsi anak tersebut. (mg1/ree)