- YouTube Sepulang Sekolah
Unik! Tradisi Suku Tujia, Calon Pengantin Menangis Selama Sebulan Sebelum Menikah
Jakarta, tvOnenews.com - Pernikahan adalah acara yang paling ditunggu dan saat yang paling membahagiakan. Biasanya orang bahagia sebelum hari pernikahan mereka, namun berbeda dengan Suku Tujia.
Suku Tujia di China, mempelai wanita dan keluarganya akan menangis selama 30 hari sebelum menikah. Kira-kira Kenapa ya?
Di pelosok China, tradisi Suku Tujia yang memiliki tradisi pernikahan yang begitu unik. Suku Tujia adalah kelompok etnis minoritas yang tinggal di beberapa wilayah China, termasuk Provinsi Hunan, Provinsi Hubei, Provinsi Guizhou, dan Provinsi Chongqing.
Pengantin wanita Suku Tujia harus menangis selama 1 jam sehari hingga 30 hari, sebelum pernikahan. Begitu pun juga nenek, ibu dan saudara lainnya harus menangis bersama selama 1 jam setiap hari.
Ia menangis bukan berarti sedih, ternyata untuk mengungkapkan rasa bahagia dan cinta yang mendalam.
Tangisan kolektif ini disebut 'zuo tang' atau 'duduk bersama di ruang tamu'. Lebih jauh ke belakang, tradisi menangis sebelum menikah ini diperkirakan sudah ada sejak Perang Tiongkok (475-221 SM). Berdasarkan catatan sejarah, dikatakan bahwa seorang putri dari Negara Bagian Zhao menikah dengan seorang pangeran dari Negara Bagian Yan.
Saat putrinya menikah, sang ibu menangis sebelum pergi dan memintanya pulang secepatnya. Konon cerita ini merupakan awal dari tradisi menangis sebelum menikah di beberapa daerah di Tiongkok, termasuk Suku Tujia.
Pertama-tama, sang calon pengantin wanita sendiri yang menangis. Dia akan menangis di aula atau di bagian ruang keluarga rumah. Setelah 10 hari berselang menangis sendirian, ibunya akan datang menemani dan mereka akan menangis berdua.
10 hari berikutnya, sang nenek akan menyusul ibu dan calon pengantin wanita. Sang nenek akan bergabung, kemudian mereka akan menangis bersama. Mereka akan menangis sekitar 1 jam saja per harinya.
Sementara itu di 10 hari terakhir, barulah saudara-saudara perempuan sang calon pengantin wanita, serta bibi-bibinya akan bergabung. Jadilah semua wanita dalam keluarga sang calon mempelai wanita menangis bersama-sama.
Tradisi Suku Tujia ini tidak hanya diiringi dengan tangisan tetapi juga lagu sedih yang dikenal dengan 'Lagu Pernikahan Menangis'. Lagu ini seperti himne yang berhubungan dengan tradisi ini.
Ada yang mengatakan bahwa jika mempelai wanita tidak menangis, dia akan menjadi bahan gosip dan ejekan di desa.
Bahkan ada kasus dimana sang ibu harus memukul mempelai wanita karena tidak menangis sebelum prosesi pernikahan. Menangis di pesta pernikahan bukan berarti sakit dan sedih, tapi juga gembira dan berharap. (mg3/ree)