- Kolase tvOnenews.com
Kuliah di Luar Negeri, Dikira Jessica Wongso Sosok Putri Konglomerat, Tak Disangka Ayah Terdakwa ‘Kopi Sianida’ Itu Seorang...
Jakarta, tvOnenews.com – Masih ingat Jessica Wongso? Wanita dengan nama lengkap Jessica Kumala Wongso sempat menjadi pembicaraan publik pada tahun 2016.
Jessica Wongso terlibat dalam kasus kopi sianida yang menyebabkan kematian terhadap Wayan Mirna Salihin dan menjadi terdakwa.
Dalam kasus ini Jessica terbukti telah mencampurkan sianida ke kopi yang dikonsumsi Mirna. Ia disangka meracuni Mirna dengan secangkir kopi Vietnam di Olivier Café, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Jessica mengaku mengenal Mirna Salihin saat ia mengenyam pendidikan di Billy Blue College of Design Sydney. Mirna menjadi teman dekat Jessica Wongso saat keduanya studi di Australia.
Namun pasca keduanya merampungkan studi, Jessica memilih menetap di Australia. Sedangkan Mirna langsung pulang ke Indonesia pada 2008 lalu.
Ketika kasus ini berjalan, wanita kelahiran 9 Oktober 1988 ini sempat dikira sebagai putri seorang konglomerat.
Seperti apa kisah dirinya bertemu dengan korban, Wayan Mirna Salihin saat Kuliah di Australia, hingga dikira sebagai putri konglomerat. Simak Informasinya berikut ini.
Pertemuan Jessica Wongso dan Wayan Mirna
Jessica Wongso. (ANTARA)
Jessica Wongso dan Wayan Mirna bertemu bersama dua sahabatnya yang lain, Hani Boon Juwita dan Vera pada 6 Januari 2016. Pertemuan ini dilakukan di Olivier Café, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Sayangnya, pada kesempatan tersebut Vera harus absen sehingga yang haidr hanya 3 orang saja. Ketika hari nahas tersebut, Jessica Wongso menjadi orang pertama yang hadir di Olivier Café yakni sebelum pukul 16.00 WIB.
Sebagai orang yang datang pertama, Jessica Wongso berinisiatif untuk memesan terlebih dahulu untuk kedua temannya. Ia memesan es kopi vietnam dan dua cocktail pada agenda tersebut.
Namun tak lama berselang, Mirna tiba bersama Hani, sementara Jessica sudah menunggu di meja nomor 54. Usai bertegur sapa, Mirna meminum es kopi vietnam yang telah disiapkan oleh Jessica Wongso.
Ketika meminumnya Mirna mengeluh bahwa kopi yang dipesan berbau menyengat dan rasanya aneh. Pasca mengatakan hal tersebut Mirna tiba-tiba kejang-kejang serta keluar busa dari mulutnya.
Melihat kondisi Mirna tersebut, teman-temannya berinisiatif membawanya ke sebuah klinik di mal tersebut. Namun sayangnya nyawa Mirna sudah tidak tertolong lagi ketika melakukan perjalanan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Setelah digelar sejumlah penyidikan dan penyelidikan, Jessica Wongso ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin ini. Pasalnya, setelah penyelidikan ditemukan racun sianida sekitar 3,75 miligram di dalam tubuh Mirna.
Atas hal ini, Jessica Wongso resmi divonis pidana 20 tahun penjara pada 27 Oktober 2016.
Sempat Disangka Putri Konglomerat
Jessica Wongso. (ANTARA)
Ketika nama Jessica Wongso naik ke permukaan, publik sempat mengira bahwa ia merupakan putri konglomerat. Jessica bahkan disebut-sebut sebagai seorang keturunan dari pengusaha sukses di Australia.
Menanggapi hal tersebut ibunda Jessica Wongso, Imelda Wongso, angkat bicara. Dalam tayangan berjudul “Imelda Wongso Beberkan Bisnis Ayah Jessica”, sang ibu bercerita mengenai latar belakang Jessica Wongso.
Ketika ditanya terkait kebenaran bahwa sang suami merupakan konglomerat, Imelda Wongso dengan tegas membantah.
“Itu nggak bener. Nggak bener semua. Anak tante cuman kerja aja semua kerja. Makan gaji, hanya itu,” ungkap Imelda Wongso pada Kompas TV (28/10/2016).
Lantas ketika ditanya mengenai di mana sosok ayah Jessica, Imelda Wongso menyebut bahwa suaminya sedang sakit kala itu.
“Bapak itu kan ada sakit, setahun setengah yang lalu dia baru operasi kepalanya, jadi dia nggak boleh stres. Kalau dia stres nanti takut juga. Kakak-kakaknya juga udah pesen, kalau bisa Papanya nggak usah tampil,” ungkap Imelda Wongso.
“Dia ngomong juga nggak bisa. Jadi dia itu nggak mau tampil karena begitu, jadi biarkan dia cuman berdoa aja buat Jessica,” tambah Imelda.
Terkait rumor bahwa ayah Jessica memiliki pabrik, sang ibunda juga menampiknya.
“Kita orang bukan punya pabrik. Kita orang agen plastik. Jadi bukan pabrik, yang produksi bukan kita orang. Kita hanya agennya aja,” ungkap Imelda Wongso. (Lsn/Kmr)