- Tim tvOne - Abdul Rohim
Cantik dan Unik, Batik Ciprat Karya Penyandang Disabilitas di Pati
Pati, Jawa Tengah - Mempunyai kekurangan fisik tak menghalangi sejumlah penyadang disabilitas di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, untuk berkreasi membuat karya seni batik. Lewat tangan kreatifnya, mereka berhasil membuat batik ciprat dan batik tulis yang cantik dengan aneka motif yang unik.
Aktivitas membuat batik oleh belasan penyandang disabilitas ini bisa dilihat jika berkunjung ke Sekretariat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Pati, yang berada di Jalan Panglima Sudirman Pati, Jawa Tengah.
Di tengah keterbatasannya, mereka rupanya terampil membatik. Batik-batik cantik karya mereka terpajang di galeri.Batik karya difabel ini berbeda dengan batik tulis atau batik cap yang banyak beredar di pasaran, terutama dari motifnya.
Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Pati, Suratno, mengatakan, kegiatan usaha batik ciprat dan lukis yang melibatkan sejumlah difabel ini melahirkan dampak positif bagi para penyandang disabilitas. Mereka yang memiliki keterbatasan kini menjadi
lebih percaya diri dengan keterampilan yang bisa mendatangkan pemasukan.
“Saat ini kami beserta teman teman difabel pati baru pengembangan usaha batik yaitu batik ciprat sama batik tulis. Saat ini kami bisa membuat lima belas motif batik ciprat. Keunggulan batik kami dari bahannya trus dari warna dan teman teman disini berani jamin kalau
dibuat baju tidak akan luntur dan pudar, " kata Suratno, jumat (3/12/2021).
" Uniknya di cipratnya, walaupun teman teman mempunyai kekurangan fisik walaupun Cuma ciprat akan membentuk motif sendiri nantinya. Alhamdulilah penjualannya dari
lokal pati sendiri, dari jakarta juga ada kalo jakarta mintanya batik tulis,” Lanjutnya
Salah seorang pembeli batik ciprat, Elia Putri, mengaku tertarik dengan batik ciprat karya difabel pati ini karena selain motifnya yang unik dan banyak pilihan, warnanya juga bagus bisa dikombinasi beberapa warna.
“Disini motifnya unik unik jadi kami bisa request. Jadi misal saya punya model nanti mereka bisa bikinin semua. Terus turunan warnanya itu semua bagus bagus nggak ada yang meleset sama sekali. terus untuk batik cipratnya misalnya saya pengen pesan banyak itu mereka bisa
bikinin cepet jadi gak kayak diluaran yang harus nunggu PO lama lama
gitu lho mas,” ujar Elia Putri.
Batik ciprat sebutannya. Sesuai namanya, batik ini dibuat dengan cara menciprat-cipratkan larutan lilin malam untuk membatik pada kain yang dibentangkan. Meski keluar dari pakem pembuatan batik yang dilukis menggunakan canting, batik ciprat nyatanya melahirkan keindahan motif tersendiri.
Bintik-bintik hasil cipratan larutan lilin malam pada kain justru terkesan artistik. Karena keunikannya, peminat batik ini cukup banyak dari berbagai kalangan.
Sesuai namanya, cara membuat batik ciprat ini dilakukan dengan menciprat-cipratkan larutan lilin malam yaitu bahan untuk menggambar kain batik. Larutan lilin malam dicipratkan menggunakan kuas atau jerami yang diikat. Sehingga dalam pembuatannya dilakukan dengan
teknik jumputan dan teknik colet atau kuas.
Setelah terbentuk motif cipratan yang cantik, proses selanjutnya adalah pelorotan, yakni proses meluruhkan atau menggugurkan lapisan lilin malam pada kain batik dengan cara dicuci dengan air panas. Setelah itu kain batik dijemur hingga kering.
Selain membuat batik ciprat, penyandang disabilitas di pati ini juga membuat batik tulis. Untuk batik tulis ini, pembeli bisa request motif dan warna sesuai keinginannya.
Selain diminati masyarakat umum dari berbagai kalangan, batik ciprat dan tulis karya penyandang difabel Pati ini juga banyak dipesan para pejabat di Kabupaten Pati maupun kota kota besar seperti, Semarang, Solo dan Jakarta.
Satu potong batik ciprat satu warna dijual Rp 150.000. Untuk batik ciprat lebih dari satu warna dijual Rp 175.000 per potong. Sementara untuk batik tulis, dijual minimal Rp 350.000 per potong, tergantung motifnya. Semakin rumit motifnya, harga jualnya semakin
mahal. (Abdul Rohim/Buz)