Penjual Sate Uritan di Jalan Gajah Mada, Semarang.
Sumber :
  • Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno

Menggiurkan! Kuliner Sate Uritan Jalan Gajah Mada Kota Semarang Ini Bikin Nagih

Kamis, 9 Desember 2021 - 14:31 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Wisata malam sambil kuliner, kini menjadi salah satu alternatif masyarakat di Kota Semarang. Tempat-tempat yang dulu gelap telah ditata hingga menjadi tempat yang cocok untuk jalan-jalan asyik di malam hari. Tidak hanya hari libur, di hari biasa masyarakat juga banyak yang menikmati suasana malam Kota Semarang. Tempat wisata pun kini juga buka sampai malam hari. Seperti kawasan Kota Lama yang buka hingga dini hari. Pada jam tertentu pengelola membatasi jumlah pengunjung dengan cara mengurangi penerangan jalan.

Nah, di dekat Kota Lama ini, ada satu tempat kuliner yang cocok untuk menikmati suasana malam dengan menu kuliner yang menggiurkan. Yaitu di ujung perempatan jalan Gajah Mada, sekitar 500 meter sebelum Kota Lama. Jalan Gajah Mada, Semarang merupakan salah satu lokasi kuliner legendaris dengan menu utama sate. Dan yang paling banyak dicari oleh para pecinta kuliner adalah sate uritan

Uritan adalah salah satu bagian dari ayam, yaitu organ reproduksinya. Ada telur muda (kuning telur saja) beserta tempat untuk telur ayam ketika akan bertelur, bentuknya mirip usus namun lebih besar dan tebal. Orang Jawa menyebutnya uritan.

Para pedagang menata sate uritan tersebut sedemikian rupa sehingga terlihat menggoda dan menggugah selera. Telur muda yang berwarna oranye itu, ditusuk bersama dengan bagian ayam lainnya.

Karena uritan itu termasuk jeroan, sehingga teksturnya lebih alot. Maka sebelum dipanggang, uritan lebih dulu direbus agar empuk. Setelah ditusuk dengan tusuk sate, lalu dipajang di tempat yang berupa pikulan tradisional. 

Di warung sate kawasan jalan Gajah Mada Semarang ini, semua bagian ayam diracik menjadi sate. Dari daging, kulit, ampela, usus, brutu, dan tentu saja uritan.

Salah satu pedagang sate yang akrab disapa Hasan Putra mengungkapkan, warung sate di jalan Gajah Mada bermula dari pedagang sate keliling yang sering istirahat dan berhenti di jalan tersebut. Kemudian masyarakat banyak yang beli sate, sehingga lama kelamaan, Hasan Putra membuka lapak sate di jalan Gajah Mada. Seiring berjalannya waktu, banyak penjual sate lain yang berjualan hingga berderet seperti sekarang.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:54
01:35
02:15
06:15
00:52
04:05
Viral