- Dispenad
Selesai Bertugas Jadi Abdi Negara, Ini Alasan Sebenarnya Jenderal Dudung Abdurachman Tak Ambil Andil Menjadi Tim Sukses Capres
tvOnenews.com - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Dudung Abdurachman berbicara soal kegiatannya setelah memasuki masa pensiun, mengaku Pilpres membuatnya ingin kembali mengabdi untuk bangsa.
Sebelumnya, Jenderal TNI Dudung Abdurachman telah resmi menyerahkan jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke Jenderal TNI Agus Subiyanto, pada Jumat (27/10/2023).
Kemudian terbaru, jabatan KSAD diemban oleh Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Rabu (19/11/2023).
Eks Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Sementara itu, Jenderal TNI Dudung Abdurachman berbicara di hadapan Deddy Corbuzier soal kegiatannya pasca menjadi abdi negara.
"Jadi targetnya apa Pak setelah menjadi Purnawirawan, abis Purnawirawan biasanya nih setahu saya, Jenderal-jenderal lain abis Purnawirawan langsung masuk partai, ada yang kemana, Bapak kok diam-diam aja?" tanya Deddy Corbuzier.
Jenderal Dudung Abdurachman mengaku sejak awal bahwa ingin bertani ketika sudah pensiun.
"Kan dari awal saya sudah bilang kalau saya akan bertani,'Saya bilang, ah sudah lah kita akan bertani saja, saya juga menyadari lah siapa saya ini," ucapnya seraya tertawa.
"Wih siapa Anda tuh menakutkan, ketika Anda ngomong siapa Anda tuh menakutkan," respon Deddy Corbuzier.
Dudung pun menjawab soal mengapa dirinya tidak terjun ke dunia politik, dan ikut menjadi tim sukses salah satu Capres (Calon Presiden).
"Saya tidak ingin terkesan bahwa kalau kita ikut tim pemenangan gitu kan, seakan-akan konotasinya bahwa suatu ketika orang itu (Capres) akan menang, maka disitulah jabatan akan diraihnya," tuturnya.
"Kan gitu, kalau saya nggak lah, siapa pun menang silakan saja. Saya gak mau seperti seakan-akan ada harapan untuk menjabat, kalau saya nggak seperti itu," sambungnya.
Kemudian, Deddy Corbuzier menyinggung bahwa sempat beredar kabar bahwa Jenderal Dudung bakal diangkat menjadi Kepala BIN (Badan Intelijen Negara).
"Gosip aja itu, saya juga belum tahu tuh, gosip kan dimana-mana Mas Deddy," ujarnya.
"Saya sih tergantung, kalau Presiden mau memakai ya silakan, kalau nggak juga, saya nggak apa-apa," jelasnya.
Pernyataan Jenderal TNI Dudung pun langsung mendapat pengakuan dari Deddy Corbuzier, mengakui bahwa sikap Dudung dari dulu seperti itu, nyantai tidak mengejar pangkat dan jabatan.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Dudung Abdurachman.
Menurut Dudung bahwa jabatan itu adalah amanah.
"Jabatan itu amanah Mas, jadi nggak bisa diharapkan, siapa yang nyangka dulu saya Gubernur, Pak Andika KSAD, tiba-tiba saya penggantinya beliau kan, siapa yang nyangka, jadi kita pasrah kan sama Yang Maha Kuasa, yakin aja," ungkapnya.
"Jangan terlalu berharap, tapi yakin," ucapnya seraya tertawa.
Sebagai informasi, Dudung pernah dipercaya menjabat sebagai Wakil Gubernur Akmil (2015-2016), dan menjadi Gubernur Akmil pada tahun 2018 sampai 2020.
Lanjut Dudung turut berkomentar soal fenomena politik yang kini sedang terjadi, masifnya dukungan kepada ketiga Capres (Calon Presiden) dan soal debat.
"Dari awal saya ingin bertani, dan sudah bertani memang, kemarin saya baru panen singkong Leuwiliang, sama ubi. Ya lumayan tanahnya lah 1500 meter," ujarnya.
Ia pun setelah bertani dan kemudian melihat situasi politik terkini membuatnya ingin terjun.
"Ingin terjun ya (politik)?" tanya Deddy.
"Iya, itulah patriot, patriot itu tergerak, kok seperti ini menurut saya, dan memang kalau saya bintang empat dan kemudian selesai begitu saja," ujarnya.
"Berkontribusi kepada bangsa dan negara ini kalau kita tidak masuk ke dalam politik kayaknya tidak mungkin, karena salurannya tidak ada," pungkasnya.
Mantan Panglima Kostrad ini mengatakan bahwa yang menentukan Republik ini ada tiga, yakni Eksekutif, Yudikatif, Legislatif, dan partai politik.
Tetapi yang lebih dominan menurut Dudung saat ini adalah partai politik.
"Contoh misalnya Pak Ganjar, Pak Anies, itu kan hanya seorang Gubernur saja. Gubernur kan selevel Pangdam itu, selevel Kajati, Kapolda. Saya pernah jadi Pangdam, Pangkostrad, udah jadi KSAD, persoalannya kan saya nggak punya partai politik," ungkapnya.
"Masalah kepemimpinan kita dari Letnan dua sampai Jenderal sudah teruj lah, kita sudah teruji memimpin satu Indonesia," tuturnya.
"Jadi Bapak mau masuk partai politik?" tanya Deddy.
"Iya kira-kira begitu lah," jawabnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini