- Kolase tvOnenews.com
Terkenal Sebagai Preman Legendaris Seperti Hercules, John Kei Ngaku Pernah Habisi Nyawa Orang yang Bertingkah Tengil Pakai Parang
tvOnenews.com - Sosok John Refra alias John Kei dikenal sebagai mantan preman yang dijuluki 'Godfather Jakarta', karena jejak kriminalitasnya sudah tak asing lagi di Indonesia.
Tak hanya sosok Hercules saja yang dikenal sebagai preman yang mengerikan, lantaran jejak rekamnya sebagai penguasa Tanah Abang yang memiliki banyak anggota. Tapi ada juga preman seperti John Kei.
John Kei bahkan tercatat pernah terlibat kasus pembunuhan, dan pamornya sebagai preman saat itu banyak ditakuti orang.
Preman legendaris John Kei.
Reputasi John kei di dunia kriminal bukan kaleng-kaleng, dia tergolong preman yang urusan kriminal kelas berat.
Bahkan kebanyakan orang justru cenderung menghindari berurusan dengan John Refra alias John Kei.
Saking dianggap menakutkan, John Kei sang preman itu pun dijuluki sebagai The Godfather.
Meski begitu, saat di Lapas Nusakambangan, ada yang menarik terlihat dari sosok John Kei saat itu.
John Kei sang preman yang menakutkan dan dikenal kejam telah berubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Dia mengaku lebih religius.
Dalam wawancara bersama Andy F Noya pada acara Kick Andy, John Kei memberikan kesaksian tentang perjalanan hidupnya selama di mendekam di penjara Nusakambangan.
Pria kelahiran 10 September 1969 lahir asal pulau Kei, Ambon, Maluku Tenggara itu mengatakan kepada Andy F Noya bahwa masa kecilnya dilalui dengan kemiskinan.
"Saya lahir dari keluarga yang merupakan petani, bapak saya petani, ibu saya petani, miskin. Masa kecil saya setiap pulang sekolah, senior-senior kita adu kita untuk berantem (bully), kalau berantem, kalau satu kalah, udah jadi dua lawan satu, jadi dari kecil saya sebenarnya sudah hobi berantem," kata John Kei seperti dilansir dari tayangan Kick Andy Metro TV, Jumat (12/4/2019).
Menurut John Kei, masa kecilnya pahit, karena harus melalui kemiskinan, dan bully.
"Pahit masa kecil saya, miskin dan sering berkelahi," ujar John Kei.
Pada kesempatan wawancara tersebut, Andy F Noya menanyakan pendidikan John Kei.
"Anda pendidikannya sampai di mana?," tanya Andy F Noya.
Kemudian, John Kei menjawab pertanyaan Andy F Noya.
"Saya di SMEA, seharusnya di STM, dan sebetulnya ini bertentangan dengan keinginan saya, tapi karena orang tua miskin, maka saya sekolah di SMEA, dari situ saya merasa sangat tidak sesuai, makannya saya jadi malah suka berantem-berantem di sekolah, akhirnya sekolahnya putus di SMEA waktu mau naik ke kelas dua," kata John Kei.
Meski begitu, John Kei mengaku mendapat ijazah setelah mengikuti ujian persamaan.
"Saya ke Jakarta, akhirnya di sana saya dapat ijazah persamaan (selevel SMA)," kata John Kei.
Merantau di Surabaya
Mantan preman legendaris, John Refra alias John Kei saat melakukan wawancara dengan Andy F Noya di Lapas Nusakambangan. (Capture YouTube/Andy F Noya)
Kisah John Kei meninggalkan kampung halaman pertama kalinya adalah untuk menuju Surabaya, Jawa Timur.
Saat itu, John Kei meninggalkan kampung halaman dengan usianya yang masih tergolong muda, yakni 18 tahun.
"Saya punya tekad, karena hidup di kampung itu miskin, kalau miskin, kan, dilihat orang, kan, hina (direndahkan). Di situ saya punya tekad, saya harus keluar dari kampung, saya harus berhasil (di luar) dan nanti balik ke kampung," kata John Kei.
Perjalanannya ke Surabaya pun tidak berjalan mulus, John Kei yang tidak mempunyai uang sepeser pun, hanya bermodalkan nekat memasuki kapal menuju Surabaya.
"Saya sama sekali tidak punya uang, akhirnya saya loncat masuk ke kapal tujuan Surabaya, kemudian saat ditagih tiket, saya jelaskan pada petugasnya, bahwa saya tidak punya uang, tidak punya tiket, dan akhirnya saya diminta untuk bekerja membersihkan kapal," kata John Kei.
Sesampainya di Surabaya, John Kei pun tinggal bersama saudaranya, selama kurang lebih tiga bulan.
Namun, tinggal bersama saudaranya selama tiga bulan, diakui John Kei terdapat ketidakcocokan antara dia dan saudaranya itu.
Akhirnya, John Kei pun memutuskan untuk meninggalkan saudaranya dan hidup di jalanan.
"Mungkin 2, 3 bulan tinggal bersama, dan enggak cocok, akhirnya keluar dan tidur di emperan jalan, menggelandang di jalanan Surabaya," kata John Kei.
Kasus pertama di Jakarta
Setelah di Surabaya, John Kei akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.
"Saya naik kereta Jayabaya kemudian turun di Jatinegara, naik bajaj ke Berlan," kata John Kei.
Kemudian, petualangan pun dimulai, pada tahun 1992, John Kei menjadi seorang security di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta.
"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang. Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati," ujar John Kei.
Tak hanya itu, selain korban yang John Kei bunuh, ia pun merasa belum puas kemudian mengejar pihak-pihak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.
"Yang lain-lain saya kejar, balik lagi, potong lagi kakinya, mereka ada banyak, sekitar 5 sampai 6 orang," katanya.
Merasa ngeri dengan cerita John Kei menghabisi orang, kemudian Andy F Noya pun menanyakan soal umurnya saat menghabisi nyawa orang.
"Berapa umur Anda saat pertama kali membunuh orang?" kata Andy F Noya. Kemudian John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.
"Saya sekitar umur 22 tahun," jawab John Kei.
Kemudian, Andy F Noya bertanya lagi pada John Kei soal penyesalan membunuh orang.
"Waktu itu saya tidak menyesal bunuh orang, saya merasa jago kalau bunuh orang," ucap John Kei.
Setelah kasus pembunuhan tersebut, John Kei pun menjadi buronan polisi, tapi tak lama kemudian, ia pun menyerahkan diri ke polisi.
"Waktu itu saya buron, tapi waktu tanggal 24 Mei saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya," kata John Kei.
Dan masa-masa perkelahian pun tidak berhenti sampai disitu, di dalam lapas, John Kei juga masih terlibat perkelahian dengan sesama narapidana.
"Ribut satu penjara, keroyok saya sama teman saya, ribut terus," kata John Kei.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini