- Kolase tvOnenews / tangkapan layar Youtube RJL 5 - Fajar Aditya
Kesaksian Ustaz Pendamping Napi di Nusakambangan, Ungkap Fakta Mengejutkan soal Freddy Budiman, Ternyata Sebelum Dieksekusi Mati ..
tvOnenews.com - Kesaksian ustaz pendamping Napi di Lapas Nusakambangan soal detik-detik jelang eksekusi mati Freddy Budiman, sang gembong narkoba kelas kakap.
Mantan gembong narkoba, Freddy Budiman sempat kembali menjadi bahan perbincangan publik setelah seorang mantan anggota Polri yang terlibat dalam peredaran narkoba.
Mantan Kapolda Jawa Timur, Teddy Minahasa mendapatkan vonis hukuman penjara seumur hidup.
Kisah hijrah sang bandar narkoba Freddy Budiman, ketika menjelang eksekusi mati di LP Nusakambangan. (kolase tvOnenews.com / VIVA/Muhammad Iqbal)
Kilas balik, Freddy Budiman telah dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 29 Juli 2016 silam.
Sebab, mantan gembong narkoba ini terbukti menyelundupkan kurang lebih 1,4 juta pil ekstasi dari China pada Mei 2012.
Kesaksian Ustaz pendamping di Lapas Nusakambangan saat eksekusi mati Freddy Budiman
Hasan Makarim, Ustaz sekaligus pembimbing rohani Islam di Lapas Nusakambangan.
Ia bertugas mendampingi para narapidana sebelum dieksekusi mati.
Sudah 32 tahun mengabdi sebagai pembimbing rohani di Lapas Nusakambangan.
"Alhamdulillah dipercaya oleh pihak Kemenkumham bolak-balik Lapas Nusakambangan, dan juga beberapa lapas lain saya ikut memberikan ceramah di Lapas-lapas seperti di Jawa timur, Jawa Barat, Jawa tengah, dan Jakarta." kata dia dilansir dari Youtube RJL 5-Fajar Aditya.
Ustaz Hasan Makarim menceritakan soal dirinya membimbing Freddy Budiman saat di Lapas Nusakambangan.
"Awal kisahnya beliau tidak kenal saya, saya juga tidak kenal beliau, tetapi beliau minta ke Kalapas (kepala lapas) ingin berjumpa dengan saya waktu itu," ucapnya.
Saat itu, Freddy Budiman terpidana hukuman mati kasus narkoba ditempatkan di ruang khusus di Lapas Nusakambangan, yang tidak boleh bertemu dengan napi lain, atau juga petugas tertentu.
Istilah masa pengenalan lingkungan, saat itu Kalapas mengizinkan hingga akirnya bertemu lah Ustaz Hasan Makarim dengan Freddy Budiman.
Ustaz Hasan Makarim.
Kemudian Ustaz dikawal oleh beberapa petugas untuk berjalan menuju ke blok khusus, dan tidak diizinkan untuk bersentuhan fisik, melewati beberapa pintu.
"Dia begitu berjumpa saya, Assalamu Alaikum, Waalaikum Salam,'Pak Ustaz, saya ingin bertaubat di sini di Nusakambangan,' itu kalimat pertama yang saya terima dari dia (Freddy Budiman)," ucap kenang Ustaz Hasan.
Lantas, Ustaz Hasan menjawab,"Kapan lagi, Anda ini kan pidana maksimal, hukuman mati, segera bertaubat, segera berubah, lakukan yang terbaik," tuturnya.
"Saya Insyaallah siap membantu di sini, bareng-bareng berbuat baik di sini," tambahnya.
kepada Ustaz Hasan Makarim, Freddy Budiman pernah bercerita soal bagaimana awal bisa terjerumus sebagai bandar narkoba.
"Sempat menceritakan, awal sebetulnya bukan bandar narkoba, jadi kenakalan biasa, masuk ke terminal-terminal, stasiun kereta, ke terminal lagi," ungkapnya.
"Terus membangun grup mereka, mulai dari rokok biasa, kemudian kenal dengan miras, kenal dengan perjudian, kenal dengan narkoba, terus ketagihan. Mencari dana harus beli juga," jelasnya.
"Setelah beli nggak punya duit, ya ikut jualan, itu kisah, jual dari kecil-kecilan lah" tuturnya.
Detik-detik jelang eksekusi mati Freddy Budiman
Ustaz Hasan Makarim menceritakan hari-hari terakhir Freddy Budiman menjelang eksekusi mati.
"Hari terakhir menjelang eksekusi ya, pada saat ngobrol dengan keluarga, kemudian saya bercengkerama dengan beliau, sempat ngobrol,'jauhi narkoba, jangan pernah coba-coba narkoba,' ungkap pesan dari Freddy Budiman.
"Jadilah generasi yang terbaik, karena masa depan negara ini butuh kalian anak-anak muda," sambungnya.
Pada kesempatan pertemuan terakhir itu juga, Freddy Budiman berpesan kepada putranya, Fikri Budiman.
"Pesan buat anaknya, anaknya masuk di pesantren, anaknya di sekolahkan di pesantren,
Ustaz Hasan mengaku bahwa dirinya terus mendampingi Freddy Budiman detik-detik eksekusi mati.
"Bahkan sebelum isolasi, saya sudah diberitahu ada sandi-sandi, ada eksekusi mati, termasuk beliau (Freddy Budiman)," terangnya.
"Beliau menunjukkan perubahan perilaku ibadah yang lebih intensif lagi, lebih santun, lebih tawadhu, lebih rendah hati," ujarnya.
Kemudian, Freddy Budiman masuk isolasi.
"Masuk ke isolasi, selama di ruangan isolasi bersama saya, ngobrol bareng, kemudian sampai ngobrol dengan keluarganya, memberikan pesan-pesan kepada keluarga dan masyarakat," tuturnya.
Terpidana mati Freddy Budiman saat akan diterbangkan ke Nusakambangan. Photo : Dok Kemenkum Ham
Kemudian dieksekusi, Freddy sempat menyampaikan pesan untuk masyarakat, keluarga, terutama kepada anaknya.
"Tentang anaknya, jangan sampai meninggalkan shalat, rajin beribadah, dan anaknya disekolahkan di Pesantren," tuturnya.
"Untuk masyarakat umum, jangan sentuh narkoba, jangan coba-coba tentang narkoba," jelasnya.
Selama bercengkrama menjelang eksekusi mati, menceritakan bagaimana ia bertaubat, berperilaku baik, dan menyesali perbuatannya.
"Dia (Freddy Budiman) merasa dirinya bersalah terhadap ibunya, itu dikatakan di saat-saat isolasi berlangsung," kenangnya.
Setelah bercengkerama, ketika sore, Ustaz Hasan meminta Freddy Budiman untuk jadi Imam shalat ashar.
"Saya makmumnya, ibu dan anaknya menjadi makmum shalat ashar, dan ada beberapa petugas yang ikut berjamaah shalat ashar," tuturnya.
"Memimpin Imamnya itu Freddy Budiman, itu bentuk penghargaan kami untuk mem-backup rasa percaya diri bahwa meskipun ada masa lalu yang negatif, dia punya kesempatan menjadi orang yang terbaik," ungkapnya.
Itu terjadi sehari sebelum hari eksekusi mati, jadi siang harinya Freddy Budiman sempat jadi Imam shalat ashar yang terakhir pada hari itu.
Ustaz Hasan juga mengenang dialog Freddy Budiman dengan Jaksa saat diputuskan hukuman mati.
Saat itu Jaksa mengatakan, apakah ada sesuatu yang dipesankan wasiat terkait harta benda, atau peninggalan untuk keluarga.
Berdasarkan kesaksian Ustaz Hasan, Freddy Budiman menjawab,'Udah lah Pak Jaksa, saat ini sudah tidak usah lagi bicara harta dunia, hati dan pikir saya sudah di akhirat," tuturnya.
"Itu yang membuat saya berkesan, dialog pada sore itu, dan itu termasuk yang paling esensial di dalam pertemuan-pertemuan formal dengan pihak Kejaksaan," terangnya.
Diketahui, Freddy Budiman lahir pada 18 Juli tahun 1977 dan dirinya dieksekusi mati pada 29 Juli 2016 sekitar pukul 20.00 WIB di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Lalu dia dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini