- Sumber: Instagram/Ansor_Jatim
Kisah Riyanto, Anggota Banser NU Mojokerto yang Dulu Tewas Peluk Bom Demi Selamatkan Jemaat Gereja yang Tengah Beribadah
tvOnenews.com - Kisah Riyanto, anggota Bantuan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) selalu diingat oleh masyarakat Indonesia.
Riyanto merupakan anggota Banser yang menjadi pahlawan karena menyelamatkan ratusan nyawa dari bom Natal.
Pria yang kala itu berusia 25 tahun mati syahid akibat ledakan bom saat berjaga pada malam Natal di Gereja Jemaat Pantekosta Indonesia atau GSJPDI Eben Haezer Mojokerto, Jawa Timur.
Sosok Riyanto, anggota Banser yang jadi pahlawan bom Natal. Sumber: Instagram/Ansor_Jatim
Setiap perayaan Natal, kisah Riyanto selalu dikenang oleh masyarakat tanah air.
Dikutip dari laman resmi NU, kejadian tersebut terjadi pada malam Natal, tepatnya tanggal 24 Desember 2000 atau hari ke-20 bulan Ramadhan.
Saat itu Riyanto mendapatkan tugas untuk menjaga Gereja Eben Haezer Mojokerto bersama dengan rekan-rekan Banser lainnya.
Seperti diketahui, aktivitas menjaga gereja oleh anggota Banser NU sudah rutin dilakukan sejak tahun 1996.
Tugas itu diinstruksikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat itu, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, sebagai buntut dari kerusuhan dan pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur.
Tahun 2000an penjagaan gereja dianggap sangat penting menyusul sejumlah teror yang terjadi.
Saat itu, Riyanto menjadi bagian dari penjagaan Gereja Eben Haezer Mojokerto.
Sebelum berangkat, Riyanto sempat berpamitan kepada ibunya dan mengatakan tidak berbuka puasa di rumah, melainkan akan berbuka bersama rekan-rekan Banser.
Sekitar pukul 20.30 WIB saat berjaga bersama tiga rekanya, Riyanto mendapat laporan adanya benda mencurigakan di depan gereja dari jemaat.
Benda mencurigakan tersebut berupa tas plastik dan tas berisi kado yang berada di bawah telepon umum, letaknya di depan gereja.
Riyanto pun mengambil benda tersebut yang menyerahkan kepada polisi yang saat itu berjaga.
Setelah diperiksa, ternyata bungkusan tersebut berisi serangkaian kabel dan bom.
Petugas yang berjaga langsung menginstruksikan semua orang untuk menjauh dan tiarap.
Namun, Riyanto justru mengambil dan membawa lari bom tersebut agar menjauh dari gereja.
Nahas, saat berusaha mengamankan, bom meledak di pelukan Riyanto hingga tubuhnya terpelanting sejauh 30 meter.
Tak lama, bom kedua meledak dan melukai dua anggota Banser lain.
Berkat pengorbanan Riyanto, tidak ada korban jiwa lain dalam kejadian tersebut.
Untuk mengenang jasa Riyanto, namanya diabadikan menjadi nama jalan. Jl Riyanto merupakan jalan menuju rumah orang tua Riyanto.
(gwn)