- Tim tvOne
Masih Ingat Kisah Kopda Muslimin? Anggota TNI Semarang yang Sewa 'Babi' hingga Santet Istrinya, tapi Malah Tewas Keracunan
tvOnenews.com - Seorang prajurit TNI bernama Kopda Muslimin pernah viral karena menjadi dalang dalam kasus penembakan istrinya sendiri.
Sekitar tahun 2022, publik dihebohkan dengan kasus percobaan pembunuhan terhadap Rina Wulandari (34), istri dari seorang anggota TNI di Semarang.
Rina ditembak oleh segerombolan orang tak dikenal di depan rumahnya sendiri yang berada di Jalan Cemara III, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.
Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa otak dari percobaan pembunuhan tersebut adalah Kopda Muslimin, yang tak lain adalah suami Rina sendiri.
Adapun motif percobaan pembunuhan tersebut karena Kopda Muslimin diduga memiliki kekasih baru sehingga membuatnya berusaha untuk memmbunuh Rina.
Setelah polisi mengamankan sejumlah pelaku, Kopda Muslimin yang diduga sebagai dalang dari kasus tersebut pun menghilang.
Muslimin pun menjadi buronan jajaran kepolisian dan TNI.
Setelah sepekan lebih dalam pelarian, Kopda Muslim ditemukan meninggal dunia di kediaman orang tuanya yang berada di Kendal, Jawa Tengah.
Fakta-fakta tentang kasus percobaan pembunuhan Kopda Muslimin terhadap Rina Wulandari:
Kopda Muslimin dan istrinya, Rina Wulandari. Sumber: tim tvOne
Kopda Muslimin diduga membayar orang untuk menghabisi nyawa istrinya sendiri dengan imbalan Rp120 juta. Percobaan pembunuhan itu ternyata bukan untuk pertama kalinya.
Sejumlah cara sudah pernah dilakukan Muslimin untuk menghilangkan nyawa sang istri, mulai dari meracuninya hingga mengirimkan santet, namun semua usahanya gagal.
Kopda Muslimin akhirnya menyewa Sugiono alias Babi, untuk membunuh Rina Wulandari.
Adapun beberapa terdakwa dalam kasus tersebut di antaranya Sugiono alias Babi, Ponco Aji Nugroho, Supriyono alias Sirun, dan Agus Santoso alias Gondrong.
Menurut pengakuan Agus Santoso, Kopda Muslimin cerita keadaan keluarga dan mengatakan dirinya tidak kuat dikekang istri.
Muslimin pun dijanjikan uang sebesar Rp120 juta dan jika berhasil, jumlah tersebut akan ditambahkan.
Fakta mengejutkan juga datang dari salah satu pegawai Kopda Muslimin yang mengaku diperintah meminta uang kepada mertuanya.
Dengan kata lain, uang yang digunakan Muslimin untuk membayar pembunuh bayaran itu berasal dari orang tua Rina Wulandari sendiri.
Muslimin memerintahkan pegawainya untuk meminta uang kepada mertuanya sendiri dengan modus untuk membayar biaya rumah sakit Rina.
Skenario penembakan
Tersangka Sugiono alias Babi, menyampaikan bahwa Kopda Muslimin memberikan skenario lengkap untuk menghabisi nyawa Rina Wulandari.
Para pembunuh bayaran yang disewa Muslimin diminta untuk menunggu di ujung gang.
Sementara Muslimin memberikan kabar melalui telepon jika istrinya sudah keluar rumah untuk menjemput anaknya pulang sekolah.
Sugiono mengatakan, Muslimin meminta eksekutor mengeksekusi Rina sebelum berangkat menjemput anak sekolah karena tidak ingin anaknya melihat kejadian tersebut.
Kopda Muslimin ditolak pacar gelap
Seperti diketahui, Muslimin diketahui memiliki hubungan terlarang dengan wanita lain sehingga berusaha membunuh istrinya.
Kekasih gelap Muslimin yang berinisial R sempat diajak kabur usai peristiwa penembakan.
Namun, R menolak setelah mengetahui kasus penembakan isti Muslimin.
Menelepon ART sebelum 'menyerah'
Kopda Muslimin menelepon asisten rumah tangganya yang bernama Kabul sebelum meninggal dunia.
Dengan menangis tersedu-sedu, Muslimin mengaku tidak mampu untuk kembali ke rumah.
Kabul sempat meminta majikannya itu untuk pulang dan membicarakannya secara baik-baik dengan sang istri.
Namun, Kopda Muslimin mengatakan bahwa sudah terlambat untuk dirinya kembali ke rumah. Ia juga meminta ART-nya itu menjadi om yang baik untuk anak-anaknya.
Kopda Muslimin ditemukan Tewas
Muslimin pulang ke rumah orang tuanya di Kendal dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya.
Orang tua Muslimin juga sempat menasihati sang anak untuk menyerahkan diri ke polisi.
Namun naas Muslimin ditemukan tewas di rumah orang tuanya karena keracunan.
Jenazah muslimin dimakamkan tanpa upacara militer karena selama hidupnya yang bersangkutan melakukan pelanggaran.
(gwn)