- tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Roti Ganjel Rel Khas Semarang, Kuliner Tempo Dulu Tak Lekang Waktu
Semarang, Jawa Tengah - Roti ganjel rel. Nama yang unik. Disebut begitu karena bentuknya yang kotak memanjang mirip bantalan rel kereta api atau ganjel rel. Juga waktu pertama dibuat dulu teksturnya keras karena terbuat dari gaplek atau singkong yang dikeringkan.
Ini adalah roti khas Semarang. Namun roti tempo dulu tersebut sudah sangat jarang ditemui. Hanya beberapa toko saja yang masih setia membuatnya.
Menurut Umi (42), salah satu generasi penerus usaha roti ganjel rel di Kauman Semarang, sebenarnya roti ini pertama dibuat oleh orang Belanda dengan bahan gandum. Lalu warga lokal menirunya. Lantaran gandum waktu itu mahal, mereka menggantinya dengan tepung gaplek atau singkong yang dikeringkan.
"Yo mesti lah, hasilnya tidak mengembang seperti roti buatan orang Belanda itu, tapi bantat atau keras. Nah dari sinilah kemudian muncul istilah roti ganjel rel yang kotak memanjang dan keras agak alot gitu," tutur Umi.
Seiring perkembangan jaman dan tepung sudah murah, maka bahan baku roti ganjel rel diganti lagi dengan tepung terigu.
"Tapi bahan lainnya yang bikin khas tetap memakai racikan asli. Seperti gula palem dan rempah rempah. Ini yang membuat rasa roti ganjel rel sangat khas terutama aroma kayu manis yang kuat," tambahnya.
Bahan yang sudah dicampur hingga kalis lalu dipanggang hingga matang. Pada permukaannya ditaburi biji wijen.
Satu loyang roti ganjel rel bisa menghasilkan enam belas potong. Bisa dihidangkan langsung dalam piring dan disajikan kepada tamu atau bisa juga dibungkus plastik untuk camilan.
Faishal (29), pembuat yang lain, memodifikasi roti ganjel rel menjadi kue kering. Sehingga pas untuk kudapan.
"Kami mencoba cara lain dengan membuat roti ganjel rel dalam bentuk cookies atau kue kering yang awet dan pas untuk cemilan kapan saja," kata Faishal.
Roti ganjel rel ini meski sederhana tapi punya tempat tersendiri dalam sejarah perjalanan budaya di Kota Semarang. Terutama yang berkaitan dengan tradisi peringatan hari besar seperti Ramadhan. Roti ini dibagi-bagikan kepada masyarakat yang hadir di depan masjid agung kauman semarang saat pelaksanaan tradisi dugderan. (Teguh Joko Sutrisno)