- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Tari Sufi, Berdakwah Melalui Media Seni di Ponpes Al Islah Semarang
Ekspresi rasa cinta kepada sang pencipta, lanjutnya, juga tercermin dari busana tari sufi. Berupa jubah panjang yang tergerai, ada ikatan tali di bagian pinggang, serta penutup kepala yang tinggi. Busana jubah juga sesuai dengan ajaran Islam tentang pakaian bersih dan menutup aurat.
"Gerakan memutar dilakukan ke arah kiri, ini seperti halnya putaran tawaf mengelilingi Ka'bah," jelasnya.
Di Pondok Pesantren Al Islah, ada sentuhan berbeda pada iringan musiknya, karena memadukan nada dan irama Timur Tengah dengan Jawa. Yaitu perkusi yang dipadukan dengan siter dan seruling.
"Dalam sekali menari, para santri ini bisa berputar lebih dari seratus kali. Pendalaman dan rasa cinta membuat kepeningan akibat berputar menjadi tak terasa," kata Kyai Budi membuka rahasia mengapa penari sufi tidak pusing meski berputar searah begitu lama. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)