Seporsi Lontong Cap Gomeh.
Sumber :
  • Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno

Lontong Cap Go Meh, Santapan Khas Imlek Berisi 14 Masakan

Jumat, 14 Januari 2022 - 11:42 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Dua pekan ke depan, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia akan merayakan Tahun Baru Imlek. Dalam tradisi di sini, tahun baru Imlek dirayakan selama beberapa hari. Salah satu rangkaiannya adalah perayaan Cap Go Meh

 

Di Kota Semarang tradisi perayaan Imlek tersebut mempunyai ciri khas. Utamanya pada hidangan santap bersama. Yaitu lontong Cap Go Meh. Dan ternyata, ada sejarah antara lontong Cap Go Meh dengan ketupat lebaran khas Nusantara. Kok bisa?

 

Begini. Beberapa waktu lalu, saya sempat bertemu Pak Yongki. Nama lengkapnya Yongki Tio. Ia adalah pemilik sebuah rumah makan di kawasan jalan Gajah Mada Semarang yang mepunyai menu khas lontong Cap Go Meh. Pak Yongki juga pengamat sejarah Kota Semarang khususnya tentang sejarah dan budaya peranakan Tionghoa.

 

"Dulu itu orang tidak kenal sama lontong, tapi adanya ya ketupat itu," kata Pak Yongki mengawali ceritanya.

 

Ia melanjutkan, zaman dulu ada lelaki Tionghoa menikahi perempuan pribumi, orang menyebutnya babah. Nah, setiap lebaran tiba, ia melihat warga muslim selalu memberi hantaran berupa ketupat opor ke semua orang, tidak memandang agama maupun etnis. Lalu, ia terinspirasi untuk membalas kebaikan warga muslim dengan hantaran setiap perayaan Cap Go Meh. Namun, ketupatnya diganti dengan yang bentuknya bundar seperti bulan purnama, karena salah satu simbol Cap Go Meh adalah bulan purnama.

 

Kemudian dibuatlah ketupat menggunakan daun pisang, bentuknya bundar lonjong dan kalau dipotong jadi bundar tipis mirip bulan purnama.

 

"Nah, kalau lontong Cap Go Meh itu adalah hantaran komplit, yang satu porsinya berisi 14 jenis masakan. Ada lontong, sambel goreng ati, sambel goreng tahu, sambel goreng rebung, opor ayam, telur, bubuk kedele, abing atau parutan kelapa berasa manis, docang atau parutan kelapa berasa gurih, sayur lodeh, abon sapi, acar, dan kerupuk udang," lanjutnya.

 

Menurut Pak Yongki, zaman sekarang sudah agak sulit menemukan lontong Cap Go Meh sekomplit itu.

 

"Sekarang untuk menu harian paling ya sambal goreng, opor, telur, docang, abing, bubuk kedele dan kerupuk udang, tapi kalau khusus pas Cap Go Meh pada berusaha bikin yang komplit," kata Pak Yongki yang sering menerima pesanan lontong Ca Go Meh tersebut.

 

Lalu mengapa dalam seporsi lontong Cap Go Meh bisa berisi bermacam jenis makanan?

 

"Oh, itu ada filosofinya. Makanan macam-macam kalau dijadikan satu menjadi kombinasi rasa yang luar biasa. Orang hidup itu juga harus seperti itu, walaupun beda agama beda etnis kalau menyatu, ya, rasanya tentram," ungkap Pak Yongki sambil meminta pramusaji mengantar lontong Cap Go Meh.

 

Seporsi lontong Cap Go Meh kini sudah terhidang di meja. Saya penasaran dengan dua pelengkap lontong Cap Go Meh yang namanya docang dan abing. Ini salah satu yang membedakan lontong Cap Go Meh dengan ketupat lebaran. Abing mirip serundeng tetapi agak basah dan rasanya manis karena dicampur gula kelapa. Kalau docang, berwarna putih berasa gurih mirip dengan bumbu urap tapi tidak pedas.

 

Keduanya ketika dicampur dengan kuah opor membuat taste kuahnya jadi lebih mantap. Benar kata Om Tio tadi, beragam jenis masakan yang dipadukan dalam seporsi lontong Cap Go Meh menghadirkan rasa yang beda. Kalau saya boleh menyebutnya sih, rasa meriah! (Teguh Joko Sutrisno/dan)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:31
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
Viral