- Kolase tvOnenews
Pernah Main di Piala Dunia Bukan Jadi Jaminan, Mantan Pemain Asing Liga 1 Ini Beralih Profesi Jadi 'Tukang Sampah' Usai Pensiun
tvOnenews.com - Mantan top skor Liga 1 era 1990-an yang pernah menjadi bintang di Piala Dunia ini justru mengurusi sampah seusai gantung sepatu.
Sebagaimana diketahui, kompetisi Liga 1 Indonesia setiap musimnya pasti dihuni oleh sejumlah pemain berkualitas bahkan punya pengalaman di Piala Dunia.
Tak jarang, kontestan Liga 1 tersebut menggelontorkan uang yang tidak sedikit demi mendatangkan pemain bintang sesuai keinginannya.
Pemain-pemain yang didatangkan pun bukannya sembarangan. Mereka punya banyak pengalaman main di klub terbaik dunia.
Selain itu, pernah tampil di Piala Dunia juga menjadi nilai plus bagi pemain tersebut ketika didatangkan klub Liga 1 sekaligus bisa menularkan ilmunya kepada penggawa lokal.
Salah satu pemain berpengalaman di Piala Dunia yang akhirnya berlabuh ke klub Liga 1 ialah Roger Milla, striker haus gol milik timnas Kamerun.
Nama Roger Milla begitu fenomenal di dekade 1990-an. Ia pernah tercatat sebagai pencetak gol tertua sepanjang sejarah Piala Dunia pada usia 42 tahun saat edisi 1994.
Bukan cuma itu, selebrasi ikoniknya yang berlari ke sudut lapangan dan melakukan tarian mengitari bendera pojok pun masih diingat oleh penggemar sepak bola.
Roger Milla datang ke Indonesia tak lama setelah Piala Dunia 1994 usai. Ketika itu, ia bergabung ke klub Galatama Pelita Jaya dan sukses mencetak 23 gol.
Setahun setelahnya, Roger Milla pindah ke klub Indonesia lainnya yakni Putra Samarinda. Di sana, ia menyumbangkan 18 gol sebelum gantung sepatu.
Setelah memutuskan pensiun, Roger Milla sempat menjadi pelatih sejumlah klub seperti Montpellier (Prancis) hingga Tonnerre (Kamerun).
Roger Milla juga pernah ditunjuk sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Kamerun pada tahun 2008, namun dicopot setelah empat tahun menjabat.
Terbaru, kabar mengejutkan datang saat Roger Milla dikabarkan beralih profesi dengan mengurusi persoalan sampah di negaranya yakni Kamerun.
Aktivitas tersebut bermula pada 2015 saat Roger Milla mendirikan yayasan bernama Heart of Africa (Coeur d'Afrique) yang punya program mendaur ulang sampah plastik menjadi paving block.
Awalnya, Roger Milla merasa resah terkait persoalan sampah plastik di negaranya yang semakin banyak dan sulit terurai, sehingga membuatnya tergerak menjadi aktivis lingkungan.
Roger Milla saat main di Liga Indonesia (Source: Ist)
“Melalui suara saya, para atlet memutuskan untuk berkomitmen melawan perubahan iklim,” kata Roger Milla beberapa waktu lalu.
“Setiap menit berlalu, lapangan sepak bola hancur. Saya berseru kepada komunitas nasional dan internasional untuk menemukan solusi dalam mengatasi masalah-masalah di planet ini,” lanjutnya.
Melalui yayasan itulah, Roger Milla pada akhirnya berperan aktif sebagai relawan di World Wide Fund for Nature yang juga fokus dengan masalah lingkungan.
Selain peduli lingkungan, Roger Milla juga mendirikan yayasan NOMA Fund pada 2019 untuk membantu memerangi penyakit noma yang kerap menjangkiti anak-anak di Afrika.
Saat mendirikan yayasan NOMA Fund, Roger Milla juga menggandeng sejumlah legenda sepak bola Kamerun seperti Samuel Eto'o dan Patrick Mboma. (han)