- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Menengok Kampung Pembuat Kolang-Kaling yang Masih Bertahan di Semarang
Semarang, Jawa Tengah - Tahukah anda, ternyata untuk menghadirkan kolang-kaling hingga sampai di segelas minuman itu butuh proses panjang dan melelahkan. Seperti terlihat di Kampung Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kampung ini dikenal sebagai pemasok kolang-kaling di Kota Semarang. Sudah lebih dari setengah abad, perajin kolang-kaling setempat jatuh bangun mempertahankan usaha mengolah buah aren menjadi kolang-kaling.
Anda penggemar es campur atau kolak? tentu tahu betul dengan kolang-kaling. Daging buah aren bertekstur kenyal itu menjadi campuran minuman yang membuat citarasanya menjadi segar. Apalagi kolak, tanpa kolang-kaling terasa kurang lengkap.
"Ya memang sejak kakek nenek kita sudah membuat kolang-kaling, jadi kita tinggal meneruskan. Dulu yang membuat banyak, tapi sekarang tinggal beberapa, karena selain bahan baku sekarang sulit, generasi penerus lebih memilih bekerja di pabrik dan lain-lain yang dianggap lebih menjanjikan. Yang mengerjakan kebanyakan adalah ibu-ibu yang rata-rata sudah tua," kata Pak Lim, salah satu perajin kolang-kaling di Jatirejo.
Ya, bahan baku kolang-kaling yaitu buah aren memang sudah semakin sulit didapat di wilayah kota seperti Semarang. Kalau dulu, kata Pak Lim, pohon aren masih banyak tumbuh di Jatirejo. Namun, karena banyak yang diambil niranya maka pohon aren pun tidak berbuah. Juga, banyak pohon aren yang ditebang karena batangnya bisa menghasilkan tepung sagu.
"Usaha membuat kolang-kaling tetap harus jalan. Maka kita mencari terus bahan utama buah aren itu, dari daerah lain terutama Banjarnegara dan Pekalongan," ungkapnya.
Proses mengolah buah aren menjadi kolang-kaling tidaklah mudah. Buah yang turun dari truk kemudian dirontokkan dari tangkainya. Setelah itu direbus dalam drum besar sampai kulitnya lunak. Proses ini berlangsung berjam-jam lamanya.
Setelah ditiriskan dan didiamkan hingga dingin, buah aren pun dikupas dan dibelah untuk mengeluarkan daging buahnya yang berwarna putih itu. Lalu dicuci bersih.
Daging buah ini masih harus direndam selama beberapa hari supaya lunak. Barulah setelah dirasa perendaman cukup, daging buah aren pun dicuci dan ditiriskan, dan jadilah kolang-kaling.
Sampai disini kolang kaling utuh sudah bisa diolah jadi minuman. Tapi ada bentuk lain yang peminatnya banyak. Yaitu, kolang-kaling pipih. Maka perajin pun "menggeprek" kolang kaling dengan batang besi. Jadilah kolang-kaling pipih yang ukurannya melebar itu.
Kolang-kaling Jatirejo dikirim ke sejumlah pasar di Kota Semarang dan Kendal. Ada juga pengepul yang datang langsung ke Jatirejo untuk memborong.
"Kalau produksi harian meskipun tidak banyak tapi cukup untuk mata pencaharian sehari-hari. Masa panen kita itu waktu bulan puasa, karena banyak orang yang membuat dan menjual es campur atau kolak untuk berbuka. Nah, saat itu kita harus cari buah aren dari mana-mana," tambahnya.
Desa Jatirejo dengan sentra kolang-kalingnya kini ditetapkan sebagai kampung tematik di Kota Semarang. Saat ini di kampung Jatirejo juga terus dikembangkan agar menjadi destinasi wisata tematik yang sejalur dengan desa wisata lainnya seperti Kandri dan obyek wisata Goa Kreo. (Teguh Joko Sutrisno/dan)