- Tim tvOne - Ronaldo Bramantyo
Mencicipi Gurih Manisnya Kudapan Khas Wonosobo Bernama Sagon Bakar
Wonosobo, Jawa Tengah - Selain terkenal karena keindahan alam dan pesona wisatanya, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah juga terkenal akan ragam kulinernya yang khas dan unik yang perlu dicicipi saat berkunjung di sini. Seperti kuliner mie ongklok yang rasanya sudah melegenda dan manisan buah carica yang pohonnya hanya bisa tumbuh di dataran tinggi Dieng.
Tapi siapa sangka, selain mie ongklok dan carica, ada jajanan pasar tradisional di Wonosobo yang tak kalah enaknya bahkan hingga kini masih tetap banyak penikmatnya, baik dari kalangan orang tua hingga anak-anak milenial, kudapan ini namanya sagon bakar.
Seluruh bahan dasar pembuatan sagon bakar ini menggunakan bahan alami tanpa pengawet yakni tepung ketan, parutan kelapa dan gula pasir, cara membuatnya pun terbilang cukup unik.
Setelah seluruh bahan pembuat sagon dimasukkan dan dicetak menggunakan wadah mangkok aluminium yang telah dimodifikasi, sagon kemudian dipanggang di atas tungku.
Agar cepat matang dengan sempurna, sagon ditutup menggunakan piring logam yang di atasnya juga diberi bara api dari arang. Hanya butuh waktu kurang dari dua menit sagon bakar pun siap disajikan.
Untuk menghasilkan rasa yang lebih nikmat dan tak cepat basi, biasanya penjual menggunakan jenis kelapa pilihan yakni kelapa sedang atau kelapa yang tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua.
Ningsono, adalah salah satu pedagang sagon yang sudah cukup terkenal. Sudah sejak tahun 1983 atau 39 tahun lalu Ningsono sudah mulai berjualan cemilan tradisional ini.
Meski kios sagon miliknya terletak di pinggir jalan, tepatnya di S.Parman dipusat kota Wonosobo, cemilan yang memiliki cita rasa unik, perpaduan manis dan gurihnya parutan kelapa ini selalu ramai dan laris diburu pembeli.
“Saya buka mulai jam 9 pagi sampai jam 4 sore,” ujarnya.
Dalam sehari Ningsono bisa menjual 300 hingga 500 sagon. Tidak hanya warga sekitar Wonosobo saja yang hingga kini masih suka dengan lezatnya kue sagon bakar tradisional ini, bahkan banyak pembeli asal luar kota dan wisatawan pun membeli dan menjadikan kue sagon sebagai oleh-oleh khas Wonosobo.
“Dalam sehari bisa habis setengah kuintal bahan baku sagon dari 3 kios yang saya miliki,” katanya.
Salah satu penggemar sagon bakar, Nur Fatimah (28), warga Kapmpung Mendolo, Wonosobo mengatakan sagon bakar ini akan lebih terasa enak dan nikmat jika dikonsumsi saat masih hangat bersama teh pahit atau kopi. Tak hanya itu, biasanya ia juga menyuguhkan sagon bakar khas Wonosobo untuk tamu-tamu yang berasal dari luar kota. Sedangkan, untuk satu buah sagon harganya cukup terjangkau yakni Rp 4 ribu rupiah saja.
“Enaknya memang dimakan pas hangat bersama teh pahit atau kopi. Biasanya tamu-tamu di rumah yang dari luar kota juga saya suguhi sagon bakar. Satu sagon harganya Rp 4 ribu,” ujar Nur Fatimah. (Ronaldo Bramantyo/dan)