- Kolase tvOnenews.com
Bolehkah Menikah Lagi Setelah Melakukan Perceraian? Perspektif Pastor Raditya Oloan
tvOnenews.com - Perceraian dalam pernikahan seringkali menjadi topik yang kompleks, terutama dalam pandangan agama Kristen.
Banyak yang bertanya, apakah boleh menikah lagi setelah melakukan perceraian?
Pastor Raditya Oloan dalam diskusinya memberikan perspektif Alkitabiah mengenai pernikahan, perceraian, dan pernikahan kembali bagi umat Kristen.
- Freepik
Pernikahan adalah lembaga sakral yang diinisiasi oleh Tuhan sendiri. Dalam Kitab Kejadian 2:18, Tuhan berfirman, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Ayat ini menggambarkan betapa Tuhan ingin manusia memiliki pasangan hidup yang saling melengkapi.
Namun, kenyataannya, banyak pernikahan yang menghadapi berbagai tantangan hingga memutuskan untuk berpisah.
Pertanyaannya, apakah perceraian dan menikah kembali dapat dibenarkan dalam pandangan Alkitab?
Dalam video di kanal YouTube Jawaban, Pastor Raditya Oloan menjelaskan pandangan Kristen mengenai perceraian dan pernikahan kembali.
Menurut Pastor Raditya, prinsip dasar dalam pernikahan Kristen adalah bahwa "apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan."
- Tangkapan Layar YouTube: Jawaban
Namun, ia juga mengakui bahwa ada situasi-situasi tertentu yang membuat pernikahan menjadi rapuh dan tidak sesuai dengan rencana awal Tuhan.
Pastor Raditya memberikan beberapa contoh nyata yang ia temui dalam pelayanannya.
Salah satu contohnya adalah pasangan yang menikah karena kondisi tertentu, seperti kehamilan di luar nikah atau tekanan dari pihak keluarga, tanpa adanya cinta sejati antara mereka.
Dalam situasi seperti itu, ia meragukan apakah ada berkat Tuhan dalam pernikahan tersebut.
Bahkan, ia pernah menghadapi kasus di mana seorang perempuan menikah dengannya padahal masih terikat pernikahan dengan orang lain.
Setelah mengetahui kebenaran ini, Pastor Raditya membatalkan pemberkatan pernikahan tersebut dan menegaskan bahwa pernikahan yang tidak diberkati Tuhan memang seharusnya tidak diteruskan.
- Tangkapan Layar YouTube: Jawaban
Menurutnya, dalam beberapa kasus khusus, perceraian dapat dimaklumi, terutama jika pernikahan tersebut awalnya dibangun bukan atas dasar cinta sejati atau karena adanya pemaksaan.
Namun, Pastor Raditya menekankan bahwa jika pernikahan itu dilakukan secara tulus dan diberkati Tuhan, maka tidak ada alasan apapun yang membenarkan perceraian atau pernikahan kembali.
Felicia, dalam diskusi tersebut, menyampaikan pertanyaan tentang kasus pernikahan yang berisiko bagi salah satu pihak karena adanya kekerasan dalam rumah tangga.
Menurutnya, dalam situasi seperti ini, apakah perceraian menjadi opsi yang dibenarkan?
Felicia juga mempertanyakan apakah individu yang mengalami kekerasan dalam pernikahan berhak untuk mencari kebahagiaan baru dengan menikah lagi.
Pastor Raditya menjawab bahwa dalam kasus-kasus yang melibatkan bahaya serius bagi kesehatan atau nyawa, perceraian bisa saja menjadi jalan keluar.
Namun, ia tetap mengingatkan bahwa jika seseorang memutuskan untuk bercerai, maka mereka harus siap untuk hidup sendiri tanpa menikah lagi.
Prinsip ini didasarkan pada pandangan Alkitab bahwa menikah lagi setelah perceraian tidak disarankan bagi mereka yang pernikahannya telah diberkati oleh Tuhan.
Pastor Raditya juga menegaskan pentingnya dedikasi terhadap pernikahan yang kudus.
Jika kedua belah pihak menikah dengan sepenuh hati, saling mencintai, dan komitmen untuk membangun rumah tangga yang diberkati Tuhan, maka mereka diharapkan untuk mengatasi setiap tantangan yang datang tanpa harus berujung pada perceraian.
Baginya, pernikahan adalah bentuk ibadah dan kesucian yang harus dijaga oleh setiap pasangan Kristen.
Dalam pernikahan yang diakui dan diberkati Tuhan, Pastor Raditya menyarankan agar setiap pasangan menghadapi kesulitan dengan hati yang rela berkompromi dan berusaha untuk saling mengerti.
Perceraian, dalam pandangan ini, bukanlah solusi terbaik untuk masalah dalam pernikahan.
Menurut Alkitab, jika seseorang memutuskan untuk bercerai, maka pilihan untuk tetap single dan tidak menikah lagi seumur hidup adalah bentuk tanggung jawab.
Pastor Raditya menekankan bahwa pandangan Alkitab mengenai pernikahan kedua adalah cukup ketat.
Bagi mereka yang memilih jalan perceraian, keputusan tersebut harus disertai kesiapan untuk hidup sendiri sebagai bukti pengabdian pada komitmen pernikahan sebelumnya.
Perceraian dalam pandangan Kristen bukanlah hal yang mudah atau bisa dilakukan dengan alasan ringan.
Pastor Raditya Oloan menyampaikan bahwa pernikahan adalah komitmen kudus yang harus dijaga dan dihormati.
Ada beberapa situasi tertentu yang memungkinkan perceraian, terutama jika pernikahan dilakukan tanpa cinta sejati atau dalam keadaan yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan.
Namun, bagi mereka yang pernikahannya telah diberkati oleh Tuhan, perceraian bukanlah pilihan yang dibenarkan, dan mereka yang bercerai disarankan untuk tetap hidup sendiri sebagai bentuk penghormatan terhadap pernikahan yang telah mereka jalani.
(anf)