- tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Segarnya Es Puter Conglik, Kuliner Legendaris Semarang Sejak Tahun 1944
Anda pecinta wisata kuliner, khususnya yang demen banget sama minuman segar, menu legendaris yang satu ini mesti dicoba. Namanya Es Puter Conglik. Sudah buka sejak tahun 1944, membuat kuliner ini cukup populer di Kota Semarang.
Es puter dibuat dengan cara mencampur adonan bahan es berupa santan, gula, garam, dan buah ke dalam tabung alumunium. Lalu tabung tersebut direndam dalam es batu yang sudah dicampur garam. Diputar-putar cukup lama sampai adonan tersebut membeku jadi es. Dari proses memutar-mutar itu tadi lah yang kemudian memunculkan istilah es puter.
Es Puter Conglik punya sejarah cukup panjang. Menurut Siti, salah satu keluarga yang menjual es puter di kawasan pecinan Semarang, nama Conglik berawal saat generasi pertama dulu berjualan keliling.
"Istilah jaman itu orang yang jualan keliling atau orang yang suka disuruh-suruh itu disebut kacong. Nah, karena es puter ini yang jual masih kecil, maka disebut kacong cilik. Maka biar gampang ia dipanggil conglik. Sejak itulah nama kedai es ini disebut Es Puter Conglik, sampai sekarang," cerita Siti.
Setelah melewati tiga generasi, sekarang Es Puter Conglik punya dua kedai PKL di kawasan pecinan dan di Jalan Ahmad Dahlan Simpang Lima Semarang.
Pada awalnya es ini hanya menyajikan rasa kelapa muda. Kemudian setelah pembelinya banyak dan dunia kuliner terus berkembang dengan selera yang bermacam-macam, kini penjualnya membuat banyak menu. Antara lain es durian, es coklat, rasa nangka, alpukat, dan lain-lain. Pada musim buah tertentu, ada juga tambahan rambutan dan kelengkeng.
Meski banyak varian, namun bahan dasar yaitu es puter tetap mempertahankan resep tradisional sejak awal kedai ini buka.
"Resep es tetap sama, tapi untuk toping itu dari pembeli juga yang minta. Mbok dikasih ini mbok dikasih itu. Ya namanya kita melayani ya kita buatkan, sehingga kita sediakan variasinya. Tapi es puternya tetap tidak berubah," ungkapnya.
Bagi penggemar tradisional, es santan dengan campuran kelapa muda atau kelapa kopyor teyap jadi favorit, karena menghadirkan citarasa tempo dulu. Sedang mereka yang suka coba menu baru, es rasa durian jadi idola. Ada juga yang suka menu campur, yaitu es puter kelapa kopyor yang diberi kolang-kaling, alpukat, puding, serta ada toping duriannya. Semua sesuai selera, dan tentu saja harga.
"Yang saya suka itu rasa es puternya manis gula asli. Tidak pakai pemanis buatan. Dari rasanya bisa tahu kok. Lalu bekunya itu pas, tidak terlalu keras tapi tidak terlalu lumer juga. Memang tidak selembut es krim misalnya, tapi justru itu yang bikin khasnya es puter tradisional," kata Vina, warga Semarang penggemar kuliner tradisional.
"Yang durian. Rasanya tajem dan menggigit. Apalagi diaduk bareng es puternya, klop," timpal Rudi yang ada di sebelahnya.
Semangkuk es conglik harganya antara 15 ribu hingga 30 ribu rupiah sesuai menu yang dipesan. Yang perlu dicatat, kedai ini buka mulai petang hingga malam hari. (Teguh Joko Sutrisno)