- kolase tim tvOnenews.com
Psikolog Ungkap Dugaan Motif Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Minta Agar Para Orangtua Perhatikan Hal Ini
tvOnenews.com - Psikolog anak dan remaja, Novita Tandry turut menyoroti soal dugaan motif anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Hal tersebut turut jadi perhatian warganet, pasalnya pelaku masih berusia 14 tahun namun sudah berani habisi nyawa ayah dan neneknya sendiri menggunakan senjata tajam berupa pisau.
Tak hanya itu, menurut kesaksian warga sekitar anak berinisial MAS ini juga sempat melukai ibunya. Beruntungnya sang ibu berhasil melarikan diri meskipun dengan luka cukup serius di beberapa bagian tubuhnya.
Menurut keterangan dari Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung kepada awak media, pada Sabtu (30/11/2020) MAS mengaku bahwa dirinya mendapat bisikan gaib.
"Interogasi awal menunjukkan bahwa dia (pelaku) merasa tidak bisa tidur dan mendengar bisikan-bisikan yang mengganggunya," ujar AKBP Gogo Galesung.
Berlainan pendapat, seorang psikolog anak dan remaja memaparkan beberapa dugaan penyebab anak bunuh ayah dan nenek. Singgung soal tekanan hingga sampaikan pesan kepada para orangtua.
- istimewa
Psikolog anak dan remaja Novita Tandry, menyampaikan beberapa kemungkinan soal motif MAS bunuh ayah dan neneknya dari kacamata psikologi.
Ini bukan kasus pertama seorang anak tega menghilangkan nyawa orangtuanya, kondisi tersebut dalam istilah kriminologi dikenal dengan 'parricide'.
Dilansir dari kanal YouTube tvOnenews pada 30 November 2024, psikolog ini juga memaparkan ada beberapa faktor pemicunya, bisa dari lingkungan dan sosiologisnya.
"Kalau kita lihat yang pertama, kita harus lihat apakah ada kekerasan atau pelecehan seksual atau pelecehan secara verbal secara fisik di dalam keluarga, dan yang kedua adalah kita lihat apakah ada gangguan psikologis atau mental," jelas Novita.
Gangguan mental seperti kecemasan, kepanikan, serta halusinasi dan delusi merupakan beberapa kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak remaja.
Dari beberapa aspek tersebut bisa digali lebih dalam lagi mengenai dari mana gangguan mental tersebut muncul. Apakah ada konflik keluarga berkepanjangan, atau bisa juga dari tontonannya di sosial media mengenai kekerasan, serta lingkungan pertemanannya.
"Jadi, kita harus lihat di sini, kalau lihat dari faktor ekonomi dan materi kelihatannya berasal dari keluarga yang menengah, jadi mungkin tentang materi kita bisa taruh kesampingkan dulu," jelas Novita.
Selanjutnya, pengaruh obat-obatan terlarang seperti napza, alkohol, dan sebagainya juga bisa memengaruhi kondisi mental seseorang.
Selain itu, judi online, keputusasaan, serta kehilangan harapan juga bisa jadi pengaruh lain yang membuat seorang anak melakukan parricide.
Dari beberapa latar belakang tersebut, jika dilihat dalam kasus MAS, psikolog menilai bahwa penyebabnya mungkin saja karena gangguan kesehatan mental dan jiwa yang diidapnya.
- tangkapan layar YouTube tvOnenews
Kendati demikian, dibutuhkan serangkaian pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti MAS tega berbuat seperti itu.
Lebih lanjut, psikolog Novita juga memaparkan bahwa di usia MAS yang saat ini 14 tahun, biasanya anak sering mendapat tekanan dari pertemanan. Bisa dari sekolah, media sosial, hingga lingkungan sekitar.
Dan jika tekanan tersebut tidak disalurkan ke arah yang lebih positif, maka ada kemungkinan anak bertindak diluar kendali hingga sulit diatasi.
kemudian, di usia ini anak juga mengalami masa transisi dari remaja ke dewasa yang. Ada krisis identitas di mana mereka sedang mencari jati dirinya serta menghadapi perubahan hormonal.
Jika orangtua tidak mendampingi dan anak tidak bisa mengelola emosinya, maka ini bisa menjadi destruktif hingga berujung parricide.
Untuk itu, psikolog Novita berpesan kepada para orangtua agar lebih memerhatikan anaknya. Memperbaiki komunikasi dan mengarahkan anak ke hal-hal yang positif.
Selain itu, pahami juga pertemanan mereka, apa yang ditontonnya, yang didengarnya, serta dengan siapa anak bergaul.
Jika diperlukan, orangtua juga bisa menghubungi psikolog untuk membantu mengatasi masalah dengan anak. Ini bukan hal yang tabu, karena terkadang anak membutuhkan seorang profesional untuk berbicara seputar masalah yang sulit diungkapkan termasuk kepada orangtua.
(nka)