- Instagram/kevindiks2
Siapa Sangka, Kevin Diks Pernah jadi Tukang Cuci Restoran, Kini Bintang Sepak Bola Internasional: Setiap Minggu…
tvOnenews.com - Pemain timnas Indonesia, Kevin Diks, memiliki kisah hidup yang sangat inspiratif sebelum namanya dikenal luas seperti sekarang.
Tak banyak yang tahu bahwa pemain yang kini memperkuat salah satu klub papan atas Denmark, FC Copenhagen ini pernah menjalani bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran.
Nama Kevin Diks menjadi perbincangan hangat di Indonesia setelah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan melakukan debutnya bersama skuad Garuda dalam laga melawan Jepang.
Namun, perjalanan menuju kesuksesan ini tidak datang dengan mudah.
Ada banyak pengorbanan dan kerja keras yang dilalui pemain berusia 28 tahun tersebut.
Ketika berusia 15 tahun, Kevin Diks menjalani kehidupan yang jauh dari gemerlap dunia sepak bola.
Ia memanfaatkan waktu luangnya untuk bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran di Belanda.
Di negara tersebut, remaja seusianya memang diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan ringan guna menambah uang jajan atau membantu kebutuhan keluarga.
Dalam wawancara di kanal YouTube Yussa Nugraha pada tahun 2020, Kevin mengisahkan bagaimana ia menjalani pekerjaan itu setiap minggu.
"Waktu berusia 15 tahun, saya tidak menyangka bisa bermain di tim senior. Karena waktu itu saya hanya tukang bersih-bersih di restoran. Saya bekerja empat hari per bulan, setiap minggu untuk bersihkan piring-piring di restoran," ungkapnya.
Meskipun harus bekerja keras, Kevin Diks tidak pernah melupakan kecintaannya pada sepak bola.
Perjuangannya di lapangan hijau mulai membuahkan hasil ketika ia mendapatkan kontrak profesional di usia 16 tahun.
Perjalanan ini tidak lepas dari peran penting sosok Peter Bosz, yang saat itu menjadi pelatihnya di klub Vitesse.
Peter Bosz memberikan kepercayaan besar kepada Kevin Diks dengan memanggilnya untuk bergabung ke tim utama Vitesse saat ia baru berusia 17 tahun.
Momen tersebut menjadi titik balik dalam kariernya.
"Waktu saya umur 17 tahun, saya sudah di tim utama. Pelatih Peter Bosz memanggil saya ke tim utama dan sejak itu saya selalu di tim utama," kenang Kevin.
Debutnya di sepak bola profesional terjadi saat Vitesse berhadapan dengan PEC Zwolle.
Kala itu, bek kanan utama, Bertrand Traore, mengalami cedera, sehingga Bosz memberikan kesempatan kepada Kevin Diks untuk tampil di laga penting tersebut.
Sejak saat itu, karier Kevin Diks terus menanjak. Selain bermain untuk Vitesse, ia sempat membela klub-klub besar seperti Fiorentina di Serie A Italia dan Feyenoord di Belanda.
Kini, ia bermain untuk FC Copenhagen, klub asal Denmark yang berkompetisi di level internasional.
Selain itu, keputusan Kevin Diks untuk menjadi WNI pada tahun 2024 semakin membuat namanya disorot.
Ia resmi memperkuat tim nasional Indonesia dan langsung mencuri perhatian dengan penampilannya yang solid di lini belakang skuad Garuda.
Kisah hidup Kevin Diks adalah bukti nyata bahwa kesuksesan tidak datang secara instan.
Dari seorang remaja yang bekerja sebagai pencuci piring di restoran hingga menjadi bintang sepak bola internasional, ia menunjukkan bahwa mimpi bisa dicapai dengan kerja keras dan dedikasi. (adk)