- Kolase tvOnenews.com
Bukan Pertama Kali, Gus Miftah Ternyata Sering Ucapkan Kata Tak Pantas? saat Bicara dengan LC Sampai Terucap Kata yang Sama Seperti ke Sunhaji
tvOnenews.com - Nama Gus Miftah sedang jadi perbincangan hangat publik setelah videonya viral saat mengolok-olok pedagang es teh di acara pengajian.
Rupanya Gus Miftah sering melontarkan kata-kata yang tidak pantas dalam setiap kajiannya, termasuk di antaranya saat viral menghina Sunhaji, pedagang es teh.
Miftah Habiburrahman atau kerap disapa Gus Miftah akhir-akhir ini mendapat sorotan karena sederet kontroversinya yang dibongkar ke publik.
Baru-baru ini viral video yang menunjukkan Miftah Maulana sedang melontarkan kata-kata tak pantas kepada seorang penjual es teh bernama Sunhaji.
Tak sampai di situ, belum meredah tentang penjual es teh, kini publik dihebohkan kembali video yang memperlihatkan Gus Miftah merendahkan harga diri komedian senior Yati Pesek.
Tayangan yang diunggah dua tahun lalu itu kembali menjadi sorotan, sebab Gus Miftah terlihat sedang menghina Yati Pesek di depan umum dengan menyebutnya sebagai pekerja seks komersial (PSK) dan melontarkan kata-kata kasar.
Tak ayal kelakukan Gis Miftah itu semakin membuat netizen geram, bahkan mendesak agar meminta maaf kepada Yati Pesek.
- Tangkapan layar / Ist
Perilaku dan cara bicara yang kasar Miftah Maulana mendapat perhatian khusus dari publik, khususnya netizen di media sosial.
Sebab, ia dikenal sebagai seorang penceramah atau pendakwah, namun justru sikap dan cara bicaranya yang kerap merendahkan orang lain yang jadi sorotan publik.
Ternyata Gus Miftah sudah sering melontarkan kata-kata tak pantas dalam sebuah kajiannya.
Gus Miftah pertama kali dikenal karena sering memberikan ceramah di tempat-tempat tak biasa seperti klub malam.
Ia membawakan ceramahnya dengan santai di tempat klub-klub malam, dan jemaahnya kebanyakan pekerja di klub malam tersebut.
Dalam sebuah kesempatan ceramahnya di klub malam, Gus Miftah mendapat pertanyaan tak terduga dari seorang LC atau pemandu karaoke bernama Rosa.
"Banyak tamu yang ingin jadi simpenan saya," ucap Rosa sambil tertawa malu.
Mendengar itu, Gus Miftah langsung melontarkan diksi yang sama ketika mengolok-olok Sunhaji.
Gus Miftah mengatakan bahwa pernyataan dari Rosa itu keliru, justru kebalikannya. Hal itu pula Miftah menyatakan,"Kawalik ...." ucapnya dilansir youtube Gus Miftah official.
Di tengah suasana gelak tawa, sesi pertanyaan berlanjut. Rosa mengaku pekerjaannya penuh godaan, dirinya pun meminta pendapat Gus Miftah mengenai hukum menjadi simpanan pria beristri.
“Pekerjaan saya kan banyak godaannya. Pertanyaan saya, hukum jadi simpanan halal atau haram? Kalau halal, ya halalin dong,” tanya Rosa, disambut gelak tawa para peserta pengajian.
Mendengar pertanyaan itu, Gus Miftah pun menjawab dengan santai.
“Pertanyaan saya, banyak godaannya apa kamu yang menggoda?” sindirnya.
Rosa pun menjawab dengan jujur, “Tergoda.
Sosok yang berjasa dalam keputusan mualaf Deddy Corbuzier itu mulai memberikan penjelasan yang lebih serius terkait konsep simpanan pria.
Ia mengaku bingung dengan istilah tersebut karena menurutnya, Islam memiliki aturan yang jelas soal pernikahan.
“Saya itu gagal paham dengan istilah simpenan. Cowok itu kan boleh nikah lebih dari satu. Dalam undang-undang agama, laki-laki itu menikah lagi tidak harus izin istri. Kalau nikah resmi itu harus mendapatkan persetujuan istri melalui pengadilan,” jelasnya.
Namun, Gus Miftah menegaskan bahwa ia tidak mendukung praktik pernikahan seperti itu jika hanya untuk alasan yang tidak bertanggung jawab.
“Bukan saya mendukung kondisi seperti itu, tapi kalau jawaban paling fair, laki-laki menikah siri selama istrinya belum lebih dari empat itu boleh-boleh saja. Dosa itu kalau berkumpul tanpa nikah,” tambahnya.
Menurut pandangan Gus Miftah, agama Islam mengatur bahwa hubungan tanpa ikatan pernikahan adalah dosa.
- Tangkapan layar
Karena itu, menikah secara sah, baik secara agama maupun negara, adalah cara yang lebih baik untuk menghindari kemaksiatan.
“Jadi kalau posisinya dinikahi, kamu menikah dengan tamumu atau orang lain itu sah-sah saja. Persoalan kamu dianggap ngerebut atau nggak itu kan asumsi publik saja,” ujarnya.
Ia pun menyinggung soal istilah pelakor (perebut laki orang) yang sering disematkan kepada perempuan yang menikah dengan pria yang sudah beristri.
Menurutnya, istilah tersebut lebih berkaitan dengan norma sosial daripada ajaran agama.
“Di masyarakat itu ada norma dan etika, maka ada istilah pelakor. Kalau dalam agama, nggak ada kok istilah itu. Kalau saya meminimalisir kemaksiatan, kalau bisa halal, kenapa haram?” pungkasnya.
Penjelasan dari Gus Miftah ini menuai beragam reaksi dari publik, sebagian mengapresiasi keterbukaannya dalam menjawab pertanyaan yang dianggap tabu, terutama di hadapan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda.
Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik pandangannya, terutama mengenai pernikahan siri.
Banyak yang menilai bahwa pandangan tersebut dapat menormalkan hubungan yang tidak bertanggung jawab dan melukai perasaan istri saha.
Di luar hal itu, Gus Miftah memang dikenal punya pendekatan yang unik dalam berdakwah.
Pemilik Pondok Pesantren Ora Aji itu berusaha menjawab pertanyaan dari berbagai kalangan tanpa menghakimi, sekaligus memberikan penjelasan sesuai dengan sudut pandang agama Islam.
Namun, dalam konteks sosial, jawaban tersebut memunculkan kontra dalam menjaga keseimbangan antara ajaran agama dan norma yang berlaku di masyarakat. (adk/ind)