Kolase foto Gus Miftah dan Gus Thuba.
Sumber :
  • Instagram @gusmiftah - YouTube Mas Yu'lal Falakh Channel

Tak Tahan Lagi, Cucu Pendiri NU Jember Akhirnya Beri Teguran Keras pada Gus Miftah dan Gus Iqdam: Ini Ngaji atau Ngajarin...

Jumat, 20 Desember 2024 - 20:01 WIB

tvOnenews.com - Kontroversi gaya dakwah menggunakan kata-kata kasar oleh Gus Miftah dan Gus Iqdam terus memicu perdebatan di kalangan masyarakat.

Setelah video Gus Miftah menyebut penjual es teh viral, kini giliran Gus Iqdam yang membela Gus Miftah dengan menyebut netizen dengan kata 'tolol'.

"Saya yakin netizen yang menghujat dengan buruk dia itu tidak pernah hadir satu kali pun di tempat-tempat pengajian, jadi gak ngerti keadaan. Padahal secara tidak langsung itu doa biar dia tidak hanya jualan seperti itu mungkin jadi juragan. Tapi kamu potong, kamu plintir ya bebas terserah netizen. Netizen kan maha tolol," ucap Gus Iqdam dalam pengajiannya menanggapi persoalan Gus Miftah.

Kolase foto Gus Miftah dan Gus Iqdam
Sumber :
  • Instagram @gumiftah - Instagram @gus_iqdam_official

 

Hal ini menarik perhatian ulama lain, termasuk Gus Thuba, anak ketiga dari ulama besar KH Hamim Thohari Djazuli.

Dalam sebuah kesempatan, Gus Thuba menyampaikan kritik tajam terhadap gaya dakwah Gus Miftah dan Gus Iqdam.

Ia menilai bahwa jika tujuan berdakwah adalah merangkul anak jalanan, maka dakwah seharusnya dilakukan di tempat yang sesuai, bukan di panggung pengajian akbar.

"Kalau berdakwah merangkul anak jalanan ya di jalanan, turun ke jalan seperti yang sudah-sudah. Saya sendiri juga seperti itu," ujar Gus Thuba dilansir dari Youtube Mas Yu'lal Falakh Channel.

Cucu pendiri NU Jember itu juga menyebut bahwa membawa kebiasaan jalanan, seperti menggunakan kata-kata kasar, ke acara pengajian besar tidaklah tepat.

Kolase Gus Miftah dan Gus Thuba
Sumber :
  • Instagram @gusmiftah - Instagram

 

Menurutnya, audiens pengajian akbar beragam, termasuk anak-anak, dan tidak semua memiliki latar belakang yang sama dengan anak jalanan.

"Bukan porsi jalanan yang dibawa ke pentas, karena di acara seperti ini isinya bukan hanya anak jalanan. Jadi dakwah untuk anak jalanan itu ya di jalan, bukan di sini," tegas Gus Thuba.

Ia juga menyayangkan gaya bicara kasar yang justru dianggap lucu dan menarik perhatian.

Menurut Gus Thuba, penggunaan kata-kata seperti "tolol" atau "goblok" tidak pantas diucapkan oleh seorang ulama di majelis pengajian.

"Jadi, lucu nanti majelisnya. Akhirnya omongannya kotor karena merangkul anak jalanan tadi. Akhirnya ngomong tolol," tambahnya.

Lebih lanjut, Gus Thuba menekankan bahwa tujuan dakwah adalah mengajarkan kebaikan, bukan menormalisasi kebiasaan buruk seperti mengumpat.

Apalagi, acara pengajian akbar sering kali dihadiri oleh anak-anak kecil yang seharusnya mendapatkan contoh baik dari para ulama.

Ia juga menilai bahwa perhatian publik terhadap gaya dakwah seperti ini sebenarnya tidak akan sebesar sekarang jika video ceramah tersebut tidak viral di media sosial.

"Kalau bukan ramai isu kemarin, orang-orang sekarang kan tertarik to model kayak gitu. Nah ini ngaji atau ngajarin anak kecil misuh (mengumpat)," tutup Gus Thuba.

Pernyataan Gus Thuba ini mendapat banyak respons dari warganet yang ikut memberikan pandangan terkait gaya dakwah dengan kata-kata kasar.

Polemik ini menunjukkan pentingnya menjaga adab dan etika dalam berdakwah, terutama di ruang publik yang dihadiri berbagai kalangan. (asl)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
08:08
03:20
05:00
05:20
02:38
08:29
Viral