- Tim tvOne - Santosa Suparman
Unik! Kopi Geprek Liberica Di Watu Lumbung Parangtritis
Bantul, DIY - Ayam Geprek sudah sangat biasa dan banyak dijual di berbagai sudut kota di Indonesia. Nah apakah anda pernah menikmati "kopi geprek". Kemungkinan anda pun baru pertama kali ini mendengar adanya "Kopi Geprek". Kopi Geprek adalah sebuah inovasi yang berani dan unik memanfaatkan biji kopi liberica yang pohonnya tidak tinggi tetapi sudah berbuah biji kopi yang banyak.
Kampung Edukasi Watu Lumbung Parangtritis, Kretek, Bantul terus melakukan berbagai macam inovasi memanfaatkan alam yang ada. Terbaru, Watu Lumbung tengah merintis usaha kuliner kopi geprek. Kolaborasi Kampung Edukasi Watu Lumbung dengan Pemerintah Desa Genengharjo, Tirtomoyo, Wonogiri sebagai penghasil kopi liberica.
Pengelola Kampung Edukasi Watu Lumbung, Muhammad Boy Rifai mengatakan pihaknya mencoba inovasi baru yakni menikmati kopi yang masih fresh tidak dikeringkan dan disangrai dulu seperti masyarakat umum menikmati kopi.
Biji kopi yang sudah masak di pohon dipetik dan dibersihkan debunya kemudian 5 butir kopi liberica digeprek dengan kayu. Kopi yang sudah digeprek tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cangkir dan ditambah dengan satu sendok teh madu asli baik madu lebah maupun madu lanceng dan diberi air putih panas. Kopi Geprek ini, warnanya coklat kekuning-kuningan dan rasanya beda dibanding menikmati kopi seperti biasa yang sudah menjadi bubuk.
"Prosesnya sangat alami, kopi yang dipetik dari pohon langsung ditumbuk atau digeprek sebelum dimasukkan ke dalam gelas. Sehingga, sensasi menikmati kopi secara alami bisa dirasakan. Ini kopi fresh langsung petik dari pohon, digeprek dan diberi madu kemudian diseduh dengan air putih panas. Rasanya beda," ungkap Muhammad Boy Rifai, saat ditemui di Kampung Edukasi Watu Lumbung, Jumat (11/3/2022).
Lurah Genengharjo, Tirtomoyo, Wonogiri Wirid Andriadi mengatakan, di wilayahnya kini tengah dikembangkan bersama Perhutani komoditas kopi liberica. Sejauh ini tengah dirintis menjadi potensi sentralistik. Karena sudah ada kesepakatan dengan Perhutani diberi pengelolaan lahan seluas 51,5 untuk tahap awal. Oleh karena itu, pihaknya terus membangun sinergis ke berbagai pihak dalam upaya membuka pasar baru.
“Tahun kemarin, kita sudah mencoba untuk memproduksi kopi itu sendiri dalam artian kopi seperti kopi -kopi komersil saat ini,” ujarnya di sela kunjungan ke Watu Lumbung. Dalam acara itu juga dihadiri Camat Tirtomoyo Wonogiri, Dwi Martanto Yuniarso, MM.