Suasana Jamasan Pusaka yang digelar di Pendopo Rumdin Bupati Semarang, Senin (14/3/2022).
Sumber :
  • Tim tvOne - Aditya Bayu

Jamasan Pusaka Ki Ageng Pandanaran, Tradisi Menjaga Warisan Leluhur

Selasa, 15 Maret 2022 - 10:15 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, memiliki sejumlah warisan budaya dari para leluhur, salah satunya adalah pusaka yang merupakan peninggalan dari Ki Ageng Pandanaran yang merupakan tokoh penyebar agama Islam, sekaligus menjadi bupati pertama di Semarang. 

Ada 6 pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran yang hingga saat ini masih terawat dengan baik dan berada di rumah dinas Bupati Semarang, yang terdiri dari 1 bilah tombak dan 2 trisula dan 3 keris,

Guna menjaga warisan leluhur yang telah berusia ratusan tahun agar tidak rusak, Pemkab Semarang setiap tahunnya selalu mengadakan jamasan pusaka yang dilakukan setiap Hari Jadi Kabupaten Semarang, untuk mencuci dan merawat benda benda pusaka tersebut agar tetap dalam kondisi baik. 

Juru Kunci Pusaka,Moh Edy Sukarno mengatakan jamasan juga untuk merawat pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran agar tidak korosif. Karena ini merupakan benda yang cukup bersejarah bagi Kabupaten Semarang, maka untuk membersihkankan juga digunakan mata air yang khusus yang diambil dari 19 sumber mata air se-Kabupaten Semarang. 

"Selain untuk merawat benda benda bersejarah, jamasan pusaka juga merupakan bentuk tradisi menghormati leluhur, karena pusaka di Kabupaten Semarang ini peninggalan Ki Ageng Pandanaran," ujarnya usai upacara jamasan pusaka dalam rangkaian HUT Kab. Semarang ke 501 tahun, Senin (14/3/2022). 

Edy menambahkan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam upacara jamasan pusaka. Termasuk dalam prosesi dan bahan bahan yang digunakan. 

" Dalam jamasan pusaka menggunakan 19 air Tirta Wening atau dari 19 mata air di Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Semarang, ada kembang setaman, ada banyu degan, dan dadap serep serta beberapa bahan lainnya," jelasnya.

Secara umum, lanjutnya, pusaka peninggalan Bupati Semarang yang pertama tersebut kondisinya masih sangat bagus dan terawat dengan baik. Karena tempat penyimpanan di rumah dinas Bupati Semarang juga sangat representatif.

Selain itu, prosesi penjamasan pusaka Kabupaten Semarang ini juga memiliki makna untuk melestarikan benda-benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah bagi Pemerintah Kabupaten Semarang dan generasi yang akan datang.

"Karena usianya sudah mencapai beberapa abad maka kondisinya harus tetap dipertahankan agar generasi di masa depan masih dapat melihat benda- benda yang memiliki nilai sejarah bagi daerahnya," tambah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pedesaan (Dispermasdes) Kabupaten Semarang. 

Sementara itu, Bupati Semarang Ngesti Nugroho yang memimpin langsung prosesi Jamasan tersebut mengatakan, bahwa sebelum acara jamasan di mulai ia melakukan ziarah makam.

"Bahwa beberapa hari yang lalu ada ziarah makam, Ki Ageng Pandanaran yang ada di Semarang dan Ki Ageng Pandanaran II yang ada di Klaten," ujarnya. 

Ia berharap di Hari Ulang Tahun Kabupaten Semarang ini, agar perekonomian masyarakat bisa bangkit dengan cepat. 

"Saya berharap agar perekonomian masyarakat bisa bangkit dan cepat, dan juga kegiatan sosial keagamaan bisa berjalan normal kembali. Serta seluruh warga Kabuoaten Semarang bisa sehat, gemah ripah loh jinawi," harapnya. (Aditya Bayu/Buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral