- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Mengenal Warak, Binatang Rekaan yang Hadir Jelang Ramadhan di Semarang
Semarang, Jawa Tengah - Ramadhan di Kota Semarang, Jawa Tengah, punya warna yang berbeda. Di sinilah akulturasi budaya menjadi ciri khas warga saat menyambut bulan suci. Keragaman budaya hidup erat berdampingan sejak lama di kota ini. Dan itu disimbolkan dengan sebuah replika binatang bernama warak.
Sebutan ini diberikan oleh ulama Semarang lebih dari seabad yang lalu. Asalnya dari bahasa Arab wara'i. Yang artinya suci.
Bentuknya berupa perpaduan binatang kambing yang melambangkan budaya Jawa dan binatang onta yang melambangkan budaya Arab.
Setiap akan memasuki bulan Ramadhan warak pun banyak dibuat. Karena replika binatang rekaan ini akan dipakai untuk hiasan arak-arakan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Bicara warak tak bisa lepas dari Kampung Purwodinatan Kota Semarang. Di sinilah warga secara turun temurun menjadi perajin warak. Menurut Agung, salah satu perajin warak sekaligus tokoh budaya setempat, warak mempunyai banyak filosofi.
"Ya, visualisasi warak itu harus ngendit, ngendog, dan ngeden. Itu menggambarkan nilai filosofi maisng-masing," jelas Agung.
Ia merinci, ngendit itu seperti ada semacam garis di pinggang yang menurut marwah para ulama diberi garis hitam, itu melambangkan mengikat nafsu dan amarah.