- Wawan Sugiarto
Kampung Pancasila, Wujud Indahnya Toleransi dalam Keberagaman
Hal tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya warga di sana selain telah hidup berdampingan sejak lama, juga saling membantu ketika satu sama lain butuh pertolongan.
Potret kerukunan terbentuk dengan adanya kotak koin di depan rumah setiap warga yang akan digunakan sebagai kebutuhan menjaga kebersihan dan keamanan kompleks sesuai jadwal piket.
"Setiap rumah ada kotak koin seikhlasnya yang akan diambil setiap hari oleh petugas piket keamanan dan digunakan sebagai kebutuhan pos ronda dan kebersihan," tambahnya.
Saking rukunnya warga di sana, setiap ada yang memiliki hajat atau terdapat keluarga yang meninggal, semua orang akan berdatangan untuk membantu dan mendoakan sesuai keyakinan masing-masing.
"Kalau ada yang meninggal pasti semua datang dan mendoakan, contoh kalau yang Hindu ada yang meninggal, warga selain Hindu juga datang untuk mendoakan sesuai keyakinan keluarga yang kehilangan walaupun di sana hanya diam saja, bagitupun sebaliknya," ujar Farid.
Farid menceritakan bahwa di Desa Senduro sejatinya memiliki tiga lokasi yang menjadi asal muasal masyarakat asli setempat hidup berdampingan yakni di daerah dekat Pura Mandhara Giri Semeru Agung, dekat Sanggar yang menjadi asal muasal Pura Mandhara Giri Semeru Agung, dan kompleks yang hari ini menjadi Kampung Pancasila.
"Aslinya tiga tempat, tapi yang secara silsilah keluarga dari nenek moyang sana masih ada ya di kampung pancasila ini," imbuh Farid.