- Syahwan Kamahina
Olah Limbah Jadi Kerajinan Decoupage, UMKM Kota Probolinggo Raup Cuan
Probolinggo, Jawa Timur - Kerajinan decoupage yang berbahan dari berbagai limbah masyarakat, ternyata mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi para anggota koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kota Probolinggo, Rabu (25/5/2022).
Dengan menyulap limbah daur ulang seperti bungkus plastik, anyaman pandan, kain bekas, botol bekas ini menjadi seni menghias dengan cara menempelkan potongan-potongan kertas menjadi serangkaian gambar. Kemudian diaplikasikan di beberapa media tertentu, seperti botol bekas, cangkir, vas bunga, dan media lainnya. Di mana gambar tersebut bisa diawetkan dengan lapisan plitur agar tidak luntur.
Katarina Suhenda Triningrum salah satu perintis kerajinan decoupage mengatakan, dirinya menggeluti pekerjaan ini sudah selama 9 tahun lalu atau sejak tahun 2013 silam.
Bermodalkan gunting dan lem untuk memotong serangkaian tisu berwarna, hingga membuat anyaman pandan dia jadikan sebuat tas, tempat tisu, dan bahkan vas bunga yang unik dan eksotis, dapat dia kerjakan.
"Untuk bahan-bahan yang saya daur ulang ini, semuanya dari barang bekas, seperti botol bekas yang dihias dan saya jadikan vas bunga, terus yang paling sering itu dari anyaman pandan, yang memang bisa dibuat menjadi benda yang diinginkan, seperti tas, tempat tisu, dan yang lainnya," katanya
Semua hasil kerajinannya dipasarkan melalui pasar offline yang dia pasarkan di rumahnya, dan di beberapa paguyuban yang dia ikuti. Hingga saat ini di era modern ini dia juga memasarkan melalui platorm pasar online, seperti shopee, dan aplikasi e-commerce lainnya.
Tak ayal jika saat ini produk buatannya mampu laku di luar daerah, bahkan mampu menembus pasar luar negeri, seperti Thailand, China, dan beberapa Negara Asia lainnya.
"Ya kalau untuk harga dari hasil kerajinan ini bervariasi ya, dari harga Rp 20 ribu, hingga Rp 350 ribu, karena memang untuk penyesuaian harga ini, dinilai dari tingkat kesulitan dan bahan yang tersedia," tambahnya.
Bahkan dirinya kerap mendapati kesulitan, ketika mendapat banjir orderan. Seperti tenaga, waktu pengerjaan, dan bahan-bahan yang tersedia.
"Memang untuk satu produk seperti tempat tisu ini terkadang bisa diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga hari, Mas," terangnya.
Dengan pengembangan kerajinan decoupage di bawah naungan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, para anggota koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akan lebih maju dan pesat. (msn/act)