Xanana Gusmao.
Sumber :
  • Instagram

Pasukannya Pernah Jadi Musuh Kopassus Nomor Satu, Begini Kabar Terbaru Xanana Gusmao

Jumat, 22 Juli 2022 - 10:44 WIB

Jakarta - Saat terjadi konflik antara Indonesia dengan Timor Timur yang kini menjadi negara merdeka Timor Leste, Xanana Gusmao merupakan target nomor satu Kopassus. Pasalnya Xanana Gusmao Panglima FALINTIL, sebagai pucuk pimpinan tertinggi pasukan yang memberontak terhadap Indonesia.

Disebutkan dalam Majalah Commando edisi 04/X/2014, pada 31 Desember 1978, saat itu Xanana Gusmao telah menjadi buruan Korps Baret Merah.

Tak main-main, demi menangkap Xanana Gusmao, Kopassus perlu membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus. Pasukan tersebut terdiri dari 8 perwira dan 12 bintara serta 2 tamtama.

Pada 20 November 1992, Satgaspassus-X berhasil menangkap Xanana di lubang bawah tanah tanah milik polisi Koptu Augusto Pereira di Desa Lehane Barat, Dili.

Di sebuah foto yang mengabadikan momen itu, tampak Xanana Gusmao bertelanjang dada dengan celana pendek dan tangan diborgol. 

Sementara dilihat dari kanal YouTube Mata Najwa, ketika diperlihatkan fotonya yang tertangkap itu, Xanana pura-pura tidak mengenal dengan sosok dalam foto itu.

“Saya tidak kenal dengan orang ini,” kata Xanana Gusmao dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, 22 Juli 2022.

Kemudian Najwa Shihab bertanya lebih detail terkait foto tersebut. Dia tampak heran karena tangan Xanana diborgol, tapi masih menyunggingkan senyum.

“Bagaimana tangan diborgol dan ada pistol, tapi masih bisa tersenyum?” tanya Najwa.

Xanana pun menerawang ke masa lalunya, dia mengatakan masih bisa tersenyum karena tidak tahu caranya menangis.

“Karena saya tidak tahu menangis. Saya tidak tahu menangis,” jawab Xanana.

“Kenapa tidak ada rasa takut di sini?” tanya Najwa lagi.

Xanana mengaku tidak takut saat ditangkap oleh Satgaspassus-X karena sudah terbiasa dengan situasi dalam perang. Bahkan sebelum menjadi Panglima FALINTIL, dia merupakan dokter di medan perang.

“Karena saya sudah bertemu dengan tentara selama di perang. Iya perang di sana. Orang pertama yang saya kenal adalah seseorang yang kita tembak dan kita tangkap, karena dia nggak bisa lari. Dan di situ sedang sakit. Saya menjadi dokter supaya bisa mengobati,” kata Xanana.

Lebih lanjut, Xanana mengatakan jika seorang musuh dalam keadaan terluka dan sudah tidak bersenjata, baginya musuh tersebut bukan lagi menjadi musuh, melainkan manusia.

“Kalau tidak punya lagi senjata dan sedang menderita. Itu bukan musuh. Itu manusia! Musuh karena dia pegang senjata, kita pegang senjata,” ungkapnya (rem)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:37
03:27
15:26
14:16
02:25
03:14
Viral