- Instagram/@rubenonsu
Mengenal Empty Sella Syndrome Penyakit yang Diderita Ruben Onsu
Jakarta – Sebagaimana diketahui penyakit Empty Sella Syndrome merupakan penyakit yang diderita Ruben Onsu hingga membuat presenter terkenal di Indonesia itu menjalani perawatan di rumah sakit.
Penyakit langka yang dideritanya itu sering membuat Ruben Onsu terlihat lemas dan pucat, bahkan harus dirawat di ICU secara mendadak. Lantas, apa sebenarnya penyebab Empty Sella Syndrome?
Ruben Onsu didiagnosa menderita penyakit Empty Sella Syndrome yang memaksanya harus melakukan pengecekan rutin di rumah sakit.
Penyakit Empty Sella ini adalah kelainan langka yang ditandai dengan pembesaran atau malformasi struktur di tengkorak yang dikenal sebagai sella tursika.
Dikutip dari laman John Hopskin, kebanyakan individu dengan sindrom ini tidak memiliki gejala terkait, tetapi temuan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kekurangan hormon.
Sindrom sella empty ini dapat terjadi sebagai kelainan primer, yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), atau sebagai kelainan sekunder, yang terjadi karena kondisi atau kelainan yang mendasarinya.
Adapun kelianan tersebut seperti tumor hipofisis yang diobati, trauma kepala, atau suatu kondisi, dikenal sebagai hipertensi intrakranial idiopatik (juga disebut pseudotumor serebri) di mana peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan sindrom sella empty.
Gejala sindrom empty sella dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam kebanyakan kasus, terutama pada individu dengan sindrom sella kosong primer, tidak ada gejala terkait (asimptomatik).
Seringkali, sindrom ini ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan CT atau MRI ketika individu sedang dievaluasi karena alasan lain.
Gejala paling umum yang berpotensi terkait dengan sindrom ini adalah sakit kepala kronis. Namun, tidak diketahui apakah sakit kepala berkembang karena sindrom sella kosong atau hanya temuan kebetulan.
Banyak individu dengan sindrom ini memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), yang dengan sendirinya dapat menyebabkan sakit kepala jika parah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, individu dengan sindrom empty sella mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial jinak), kebocoran cairan serebrospinal dari hidung (rinorhea serebrospinal), pembengkakan diskus optikus karena peningkatan tekanan tengkorak (papiledema), dan kelainan mempengaruhi penglihatan seperti hilangnya kejernihan penglihatan (visual acuity).
Temuan spesifik pada beberapa individu dengan sella kosong, termasuk anak-anak, telah diisolasi defisiensi hormon pertumbuhan.
Individu dengan sindrom sekunder empty sella lebih mungkin untuk mengembangkan kelainan yang mempengaruhi penglihatan dan penurunan fungsi hipofisis karena penyebab yang mendasari mereka, misalnya tumor hipofisis yang diobati atau trauma, mengakibatkan masalah terkait lainnya. Penyebab Penyebab pasti dari sindrom sella kosong primer tidak diketahui (idiopatik).
Para peneliti percaya bahwa cacat pada diafragma sellae yang ada saat lahir (cacat bawaan) berperan dalam pengembangan sindrom empty sella primer.
Pada beberapa individu yang terkena, robekan pada diafragma sellae memungkinkan membran di bawahnya menembus (herniate), yang memungkinkan cairan serebrospinal bocor keluar dan menumpuk di sella tursika. Tekanan yang diberikan oleh cairan dapat meratakan atau memperbesar sella tursika.
Akibatnya, hipofisis menjadi dikompresi dan diratakan juga. Sindrom empty sella sekunder disebabkan oleh berbagai kondisi yang berbeda termasuk cedera atau trauma pada kepala, tumor hipofisis yang diobati, infeksi, terapi radiasi, pembedahan pada daerah hipofisis, atau kelainan langka seperti sindrom Sheehan. (Viva/rem)