- Pixabay
Fenomena Astronomi Agustus 2022, Ada Bulan Purnama Hingga Hujan Meteor
tvOnenews - Sejumlah fenomena astronomi akan terjadi di bulan Agustus 2022. Setelah sebelumnya pada bulan Juli terjadi beberapa peristiwa berupa supermoon hingga hujan meteor.
Pada Agustus 2022, akan ada fenomena astronomi berupa bulan purnama, hujan meteor hingga oposisi Saturnus.
Dilansir dari laman VIVA Digital, menurut situs Langit Selatan, Selasa, 2 Agustus 2022 akan ada Bulan Purnama di mana satelit alami Bumi itu akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba pada 12 Agustus mendatang.
Fenomena purnama tersebut menjadi kesempatan yang baik bagi masyarakat yang ingin mengamati bulan beserta kawahnya. Kemudian, pada 27 Agustus, akan terjadi fase Bulan baru yang ideal digunakan untuk pengamatan. Sebab saat itu langit akan menjadi gelap tanpa cahaya Bulan.
"Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi, Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan," tulis Avivah Yamani di situs tersebut. Dikutip dari VIVA pada Selasa (2/8/2022).
Hujan meteor Perseid (laman Stellarium via VIVA)
Fenomena hujan meteor juga diperkirakan akan terjadi sejak 17 Juli yang berlanjut hingga 24 Agustus. Hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak pada 13 Agustus. Saat itu diperkirakan ada 100 meteor yang akan melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus.
Laman tersebut juga menginformasikan bahwa, pengamatan dari lokasi yang bebas polusi cahaya akan membuat pengamat bisa menyaksikan setidaknya 50-75 meteor setiap jam.
Rasi Perseus baru terbit tengah malam yakni pukul 00:17 WIB dari arah timur laut. Cahaya yang dipantulkan Bulan akan jadi faktor pengganggu karena Bulan yang baru melewati fase Purnama akan tampak cemerlang sepanjang malam.
Lalu Saturnus akan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi pada 15 Agustus 2022. Saat oposisi, planet keenam dari Matahari itu akan berada pada jarak 8,86 AU dengan diameter piringan 18,8 detik busur.
"Saturnus akan tampak lebih terang dibanding waktu lainnya dengan kecerlangan 0,3 magnitudo. Gunakan teleskop dan kamera untuk memotret planet cincin ini. Cincin Saturnus akan tampak miring 13 derajat terhadap arah pandang pengamat," jelasnya.
Oposisi Planet Saturnus (laman Langit Selatan via VIVA)
Awal dan akhir Bulan disebut menjadi waktu terbaik untuk pengamat mengamati Bimasakti sepanjang malam dari Timur Laut ke Barat Daya. Setelah Matahari terbenam, ada Rigel Kentaurus dan Hadar di Centaurus, rasi crux, Spica di rasi Virgo, Arcturus di rasi Bootes, Antares di rasi Scorpius, Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, Deneb di rasi Cygnus.
Lalu untuk tengah malam akan ada Archenar di rasi Eridanus. Sementara jelang dini hari ada Aldebaran di rasi Taurus, Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, Sirius di rasi Canis Major, Canopus di rasi Carina, Cappella di rasi Auriga. (viva/Mzn)