- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Menjajal Kuliner Legendaris Gule Kambing Khas Kota Lama Semarang
Semarang, Jawa Tengah - Kawasan wisata heritage Kota Lama Semarang, Jawa Tengah tak hanya terkenal dengan bangunan-bangunan bersejarahnya. Tapi juga kulinernya yang beragam dan beberapa diantara termasuk legendaris. Salah satunya adalah kuliner gule kambing.
Ini bukan sembarang gule kambing. Karena cara memasaknya yang agak beda dengan gule kebanyakan.
"Ini gule khas dari Kampung Bustaman Semarang pak. Ndak pakai santan. Tapi pakai semacam srundeng kethek. Yaitu kelapa parut yang dipanaskan dan diaduk-aduk sampai berminyak. Nanti srundeng ini dicampurkan ke dalam adonan gule yang sudah mendidih. Rasanya beda, jadi lebih gurih," kata salah satu karyawan peracik gule kabing di warung Pak Sabar.
Warung gule Pak Sabar lokasinya persis di belakang ikon Kota Lama yaitu Gereja Blenduk. Dulu menempati warung tenda. Kini sudah menempati warung permanen menyewa salah satu bangunan kecil. Meski sederhana tapi pembelinya banyak. Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu, terutama siang hingga sore hari.
"Kalau hari biasa yang beli itu kebanyakan orang kantoran. Kalau Sabtu Minggu orang yang wisata dan makan di sini," jelasnya.
Foto: Kuliner gule kambing (Teguh Joko)
Sebagian besar bahan memakai jeroan dan kikil kambing. Seperti bagian kepala dan kaki kambing. Untuk jeroan ada jantung, hati, limpa, paru, dan lain-lain.
"Harus direbus lama ini pak. Makanya kita buatnya itu dari pagi sekali, dan baru kita buka jam sepuluhan. Kalau ngrebusnya ndak lama nanti alot, jadi paling tidak dua jam ngrebusnya supaya empuk, terutama yang bagian kepala dan kikil," ungkapnya.
Cara penyajian gule juga agak beda. Kalau biasanya daging dan lain-lain sudah dipotong dan dicampur dalam panci berkuah, maka gule Pak Sabar Kota Lama ini, semua bahan direbus utuh lalu ditiriskan.
Nanti kalau ada pembeli, baru dipotong kecil-kecil, dimasuklan piring, baru diguyur kuah gule. Sambalnya juga cabe mentah yang digerus di piring saat mau dihidangkan. Jadinya terasa segar pedasnya.
"Cabenya terasa sekali. Kalau misal makan bakso atau soto itu kan sudah jadi sambal ya. Kalau ini pakai cabe rawit segar yang digerus langsung di piring. Jadi rasanya lebih pedas lah, cocok ini kalau saya. Apalagi ini bumbu kuahnya gurih banget, meresap juga ke dagingnya," kata Agung, wisatawan yang sedang jalan-jalan di Kota Lama dan mampir makan di warung gule Pak Sabar.
Seporsi gule kambing langsung campur nasi ini harganya 25 ribu rupiah. Kalau nasi dan gulenya dihidangkan di masing-masing piring, harga jadi 35 ribu rupiah karena porsi daging gulenya lebih banyak.
Monggo dicoba ya lur. (Tjs/Buz)