- National Geographic Society
Apa Itu Cincin Api Pasifik?, Penyebab Seringnya Terjadi Gempa di Indonesia
Jakarta - Senin (21/11/2022) terjadi gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Gempa dengan magnitudo 5,6 SR itu itu menyebabkan lebih dari 200 korban tewas, 300 lebih luka-luka, serta kerugian material. Hal tersebut hingga mendapat sorotan dari media luar.
Salah satu penyebab mengapa gempa bumi sering terjadi di Indonesia adalah karena negara ini berada di kawasan Cincin Api Pasifik.
Apa itu Cincin Api Pasifik?
Dikutip dari National Geographic, Cincin Api adalah serangkaian gunung berapi dan kawasan seismik aktif yang berada di sepanjang jalur Samudra Pasifik.
Cincin Api Pasifik merupakan zona yang sangat aktif secara seismik, di mana lempeng-lempeng berbeda di kerak bumi bertemu dan menyebabkan 90 persen gempa bumi di dunia. Gempa bumi yang terjadi disebabkan oleh tumbukan lempeng tektonik yang bergeser.
Cincin Api Pasifik juga dikenal sebagai Circum-Pacific Belt atau Sabuk Sirkum-Pasifik, yang panjang jalurnya kira-kira mencapai 40.000 Km.
Jalur-jalur ini menelusuri beberapa lempeng tektonik, termasuk diantaranya Lempeng Pasifik, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng India-Australia, Lempeng Nazca, Amerika Utara dan Filipina.
Di Indonesia, Cincin Api Pasifik meliputi Pulau Sumatera bagian barat, selatan Pulau Jawa, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Pulau Halmahera, Semenanjung Minahasa di Pulau Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Selain menimbulkan gempa, tumbukan lempeng tektonik itu menyebabkan subduksi yang menyebabkan peleburan magma. Peleburan magma ini memicu terbentuknya gunung api. Sehingga, jalur ini disebut sebagai Ring of Fire atau Cincin Api. Gempa bumi besar yang dapat terjadi di kawasan Ring of Fire ini bisa berisiko memicu tsunami.
Cincin Api Pasifik adalah rumah bagi 75 persen gunung berapi dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung berapi terbanyak di dunia.
Bahaya gunung api dapat berupa aliran awan panas, lahar letusan atau lumpur panas, jatuhan piroklastik atau hujan abu, lelehan lava, serta gas vulkanik beracun yang dapat menyebabkan korban jiwa dan kerugian material. Selain itu, gunung berapi yang meletus juga menyebabkan banjir lahar dingin yang merusak. (MG8/ree)