- Istimewa/istockphoto.com
Miris, Dosen Universitas Tadulako Jadikan Sembako dan Pulsa Listrik Sebagai Syarat Perbaikan Nilai
tvOnenews.com - Miris, melihat kondisi pendidikan di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. Pasalnya, beredar kabar di media sosial tentang seorang dosen meminta imbalan sembako dan pulsa listrik kepada mahasiswinya, sebagai syarat perbaikan nilai.
Kabar tersebut pun viral hingga menuai komentar para netizen. Bahkan, dilansir dari akun media sosial instagram undercover.id, menjelaskan bahwa salah seorang mahasiswi diminta sembako berupa beras, telur dan minyak goreng oleh dosennya yang berinisial M.
Hal itu diminta tak lain sebagai syarat untuk perbaikan nilai mata kuliah tertentu. Bahkan, bukan itu saja yang diminta, sang dosen juga pernah meminta pulsa listrik.
"Jadi saya itu cuma hanya ada uang Rp20 ribu, pakai uang itu lah saya belikan," kata satu di antara mahasiswi yang menjadi korban pemerasan tersebut, seperti yang dikutip dari akun media sosial instagram undercover.id, Senin (26/12/2022).
Kemudian mahasiswi itu juga jelaskan, situasi yang dialaminya itu lantaran ia meminta perbaikan nilai, karena ada pertemuan kelas yang tak dihadiri.
Di samping itu, seorang masiswi itu juga harapkan bila memperbaiki nilai seharusnya diberikan tugas tertulis. Namun kenyataannya, sang dosen M justru membebani dengan harus memberikan sembako dan pulsa listrik.
Di mana pulsa listrik dan sembako, tak ada kaitannya di dunia pendidikan atau mata kuliah mereka.
"Tahu sendiri kan, kami ini kuliah masih dibantu orang tua. Di sini saya juga bekerja untuk cari uang sendiri," jelasnya.
Selanjutnya, akun media sosial tersebut menerangkan, bahwa dosen yang bersangkutan, M, saat dikonfirmasi terkait pemberitaan dirinya. Di malah tak mau berkomentar soal itu.
"Statemen apa, pemberitaan apa?" ujar M.
Tangkapan Layar Soal Pemberitaan Dosen Peras Mahasiswi.
Kemudian, atas kasus tersebut membuat pihak fakultas turun tangan. Hal ini tak lain ingin mengetahui kebenaran informasi yang beredar.
Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Khairul Anam katakan, kasus yang mencuat tersebut telah diselidiki dan tidak ditemukan transaksi.
"Sudag dicross check baik terhadap mahasiswa maupun dosen yang bersangkutan ternyata tidak terjadi transaksi," kata Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Khairul Anam.
Sambungnya menjelaskan, bahwa saat ini pimpinan fakultas langsung merespons cepat atas berita yang beredar tersebut dengan melakukan rapat. Salah satu poin hasil rapat tersebut adalah dengan melakukan pendalaman.
Untuk diketahui, sampai saat ini tim tvonenews.com mencoba menghubungi pihak universitas sebagai konfirmasi soal kebanaran berita yang beredar tersebut, di media sosial. (aag)