- Freepik
Sejarah Panjang Hari Pers Nasional, Berawal dari Pra-Kemerdekaan dan Berhasil 'Gol' pada Masa Presiden Soeharto
Di zaman revolusi fisik, pers dirasa sangat penting sebagai salah satu alat perjuangan. Untuk menjembatani hal tersebut, pada tanggal 8 Juni 1946 di Yogyakarta berkumpullah para tokoh surat kabar, tokoh-tokoh pers nasional, untuk mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).
Sebenarnya SPS ini telah lahir jauh sebelum tanggal 6 Juni 1946. Tepatnya SPS lahir bersamaan dengan dibentuknya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada tanggal 9 Februari 1946.
Oleh sebab itulah, kebanyakan orang PWI dan SPS ini sebagai pasangan “kembar siam”. Dilansir dari laman Persatuan Wartawan Indonesia, pembentukan PWI ini sebagai upaya untuk mempertahankan Republik Indonesia dari ancaman kembalinya penjajahan, melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam tekad dan semangat patriotiknya untuk membela kedaulatan, kehormatan serta integritas bangsa dan negara.
Kala itu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pertama kali diketuai oleh Mr. Sumanang Surjowinoto dan sekretarisnya Sudarjo Tjokrosisworo. Sumanang dan Sudarjo bersama 8 anggota lainnya bertugas merumuskan hal ihwal persuratkabaran nasional waktu itu.
Sedangkan, isu tentang penetapan Hari Pers Nasional pertama kali dicetuskan pada kongres PWI ke-28 di Padang pada tahun 1978. Pencetusan Hari Pers Nasional ini sebagai wujud keinginan para tokoh-tokoh pers untuk memperingati kehadiran dan peran pers Indonesia dalam lingkup nasional setiap tahunnya.
Namun penetapan Hari Pers Nasional baru resmi ditetapkan oleh pemerintah pada tanggal 9 Februari di bawah pemerintahan Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985.