- Tim TvOne/Edi Syahputra
Masjid Al Mustofa Kota Pinang, Bangunan Kuno Bagian dari Istana Bahran
Menilik Arsitektural Masjid Raya Kota Pinang
Jika merujuk pada keterangan Tengku Idrus Mustafa atau Aizuz Thafa Hamid yang merupakan ahli waris resmi dari almarhum Sultan Mustafa, mengatakan bahwa sultan pada masa itu memang sengaja membangun Masjid Raya Kota Pinang dengan megah.
Alasannya, para raja di Kesultanan Labuhanbatu saat itu, lebih mementingkan kemegahan sebuah tempat ibadah dari pada mementingkan kemegahan istananya sendiri.
“Bangunan masjidnya terbagi atas beberapa tempat, yaitu ruang utama dan teras untuk shalat, kemudian tempat wudhu yang terpisah dari bangunan utamanya. Ruang utama untuk shalat berbentuk prisma, kemudian jika dilihat dari desain atapnya, bangunan ini justru akan terlihat seperti burung layang-layang yang sedang terbang," katanya
"Kemudian pada sisi kiblat terdapat sebuah mihrab lawas yang menjorok ke luar. Kemudian dari belakang hingga sisi kanan dan kiri bangunan terdapat teras yang dapat difungsikan sebagai tempat istirahat, maupun tempat tambahan shalat jika jamaah sudah tidak tertampung lagi di dalam ruangan pada hari besar Islam,” tambah Tengku Idrus Mustafa.
Selain itu, lanjut Tengku Idris, jendela-jendela diletakkan di sekeliling pintu beranda dan terbuat dari kayu ukir dan kaca.
Masjid ini pada awalnya sangat berbeda dengan masjid-masjid lainnya karena tidak memiliki banyak ornamen di bagian dalam.