- Dok. Museum Kebangkitan Nasional Ditjen Kebudayaan Kemendikbud
Sosok Sang Pencerah Kyai Haji Ahmad Dahlan
Sepulang dari Mekkah, Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah yang merupakan sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah.
KH. Ahmad Dahlan dan Siti Walidah kemudian dikaruniai enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. (Kutojo, 1991).
Pada tahun 1903 Ahmad Dahlan berangkat lagi ke Mekah dan menetap di sana selama 2 tahun untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Di Mekah Ahmad Dahlan berguru pada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
Selain itu Ia juga makin intens membaca berbagai literatur karya para pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Jamaluddin al-Afghani.
Pemikiran para pembaharu inilah yang kemudian menginspirasi Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan di Indonesia.
Berdirinya Muhammadiyah
KH Ahmad Dahlan, adalah seorang ulama yang mendirikan organisasi Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam terbesar saat ini yang memberikan banyak sumbangsih bagi kehidupan bangsa, khususnya dibidang pendidikan, kesehatan dan membangun kekuatan ummat yang maju dan moderen.
Agama Islam dalam pandangan Ahmad Dahlan menekankan perlunya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Setelah melakukan ibadah yang terkait dengan Allah, umat Islam dituntut untuk beribadah juga dengan sesama mahluk.