- Tim tvOne - Teguh Joko Sutrisno
Telur Bebek Petis Bumbon, Kuliner Khas Kampung Bustaman Semarang Hanya Dibuat ketika Ramadhan
Semarang, tvOnenews.com - Dibuat khusus selama bulan Ramadhan, menjadikan telur bebek petis bumbon ini menjadi kuliner khas Kota Semarang. Meraciknya pun dilakukan secara turun-temurun dikerjakan oleh warga Kampung Bustaman yang dikenal jago masak.
Sebenarnya banyak kuliner enak muncul dari kampung ini. Sebut saja gulai kambing Bustaman yang diolah tanpa santan tapi dengan rasa yang jauh lebih gurih. Tapi saat Ramadhan tiba paling khas adalah telur bebek petis bumbon tadi.
Disebut begitu karena telurnya dimasak dan direndam lama dalam kuah bumbu rempah yang dicampur petis. Dan tak sembarang petis yang dipakai. Tapi petis khusus dari ikan banyar.
Salah satu pembuatnya adalah Bu Hj.Shokanah. Warga Kampung Bustaman tersebut setiap Ramadan bisa memasak 100 butir telur bebek per hari menjadi hidangan petis bumbon. Selain untuk melayani pesanan, ia juga menjualnya di pasar kuliner khusus yang digelar selama bulan Ramadhan di Aloon-Aloon Masjid Besar Kauman Semarang.
"Ini kan sudah tidak pandemi ya, dan tidak ada pembatasan lagi, makanya saya berharap dagangan tambah laris dan lebih banyak daripada tahun lalu," jelas Hj. Rokhanah saat ditemui di kedai Ramadhan Kauman Semarang.
Sesuai namanya, maka telur yang dipakai adalah telur bebek. Selain ukurannya lebih besar dari telur ayam, teksturnya juga lebih padat jika dimasak dan direndam lebih lama dalam kuah petis bumbon.
Kemudian bumbunya ada beberapa macam. Seperti bawang merah dan bawang putih, garam, gula jawa, cabai, aneka rempah serai, daun jeruk, akar kunci, daun salam, kencur, laos, asam jawa, dan tentu saja petis ikan banyar.
"Ini petisnya pakai yang dari ikan banyar. Itu sudah jadi resep turun-temurun di Kampung Bustaman. Kalau pakai petis udang tidak pas," kata Hj Shokanah.
Keistimewaan dari kuliner ini adalah rasa bumbon atau bumbu petis rempah yang meresap hingga ke dalam telur, dari yang putih sampai ke kuningnya.
"Ini masaknya lama, jadi bumbunya itu benar-benar meresap ke dalam telur sampai dalam-dalamnya. Lalu didiamkan agak lama hingga telurnya padat atau istilahnya orang sini itu gempi," ungkapnya.
Meski berbahan petis, tapi kuahnya tidak berwarna hitam. Lebih cenderung merah kecoklatan dan kental. Rasanya gurih dan sedikit pedas manis. Biasanya telur bebek petis bumbon ini disantap bersama lontong.
"Meski sekilas secara tampilan mirip telur sambal goreng, tapi rasanya jauh berbeda. Karena petis bumbon bahan rempahnya lebih banyak dan memakai petis. Dua-duanya sama-sama cocok untuk lauk lontong," kata Bu Hj Shokanah.
Dan yang pasti, petis bumbon adalah kuliner langka karena dijual hanya selama bulan Ramadan. Harganya 10 ribu rupiah per butir telur sudah termasuk kuah petis bumbonnya. (Tjs/Dan)