- Zulfahmi
Masjid Lama Gang Bengkok, Masjid Perpaduan Melayu, Persia dan Cina yang Dibangun Saudagar Tionghoa
Hal itu terlihat dari bagian atap masjid yang melebar dan melengkung seperti layaknya kelenteng.
"Marilah kita lihat secara jeli kondisi bangunan Masjid Bengkok ini atapnya melengkung kayak kelenteng. kemudian masjid bersejarah ini bercorak warna kuning, artinya menunjukkan ciri khas Melayu dengan dipadukan warna hijau yang artinya juga merupakan simbolis dari keislaman,” sebutnya.
Muchlis lalu menceritakan, sebelumnya Masjid Al Osmani yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Pekanlabuhan, Kecamatan Medan Labuhan adalah masjid tertua di Kota Medan, yang dibangun pada tahun 1854 Masehi oleh Sultan Osman Perkasa Alam (Sultan Deli Ketujuh).
Kemudian 20 tahun setelahnya, dibangunlah Masjid Lama Gang Bengkok yang merupakan perpaduan antara warga Melayu dengan warga Tionghoa.
“Banyak juga masyarakat yang bertanya kenapa disebut Masjid Bengkok (Masjid Lama Gang Bengkok) ? Karena pada awal pembangunannya berada di sebuah gang sempit," sebutnya.
“Kemudian terdapat sebuah belokan atau tikungan pas di depan masjid kita ini, karena tidak ada nama resmi pada masjid dan masjid yang menjadi salah satu ikon Kota Medan kini ditetapkan dan diberi nama Masjid Lama Gang Bengkok,” ucap Muchlis.
Muchlis menerangkan, bahwa terlihat jelas bentuk bangunan Masjid Lama Gang Bengkok memiliki gaya arstitektur dari beberapa negara yakni Cina, Melayu, dan Persia. Terlihat jelas dari atap masjid yang tidak berbentuk seperti kubah, namun mirip kelenteng.