- Kurnia Syaifullah/tvOne
Kemegahan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat, Simbol Dominasi Islam di Tanah Melayu
Keunikan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat
Ketika memutuskan memindahkan lokasi bangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat, Raja Abdurrahman menghimpun semua lapisan masyarakat untuk bergotong royong.
Dari hasil pendataan dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, setidaknya terdapat 5000 orang terlibat dalam pembangunan masjid. Sumber lain menyebut, pengerjaan turut melibatkan pekerja dari Singapura.
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat didirikan dengan luas bangunan 20x18 meter. Bangunan masjid ditopang empat tiang beton dan terdapat empat menara di empat sudut masjid untuk bilal mengumandangkan azan.
Raja Hafiz, Ketua Pengurus Masjid Raya Sultan Riau Penyengat menjelaskan, konstruksi masjid tidak menggunakan besi beton.
"Konstruksi dibangun dengan dasar susunan bata, serta plaster menggunakan campuran tanah liat, pasir dan kapur sebagai pengeras," Jelas raja Hafiz.
Perekat Bangunan Menggunakan Putih Telur
Menurut Raja Hafiz, putih telur yang dipergunakan untuk merekatkan bangunan itu didatangkan dari pulau-pulau yang ada di sekitar Pulau Penyengat.
"Telur itu didatangkan untuk kebutuhan makan para pekerja. Yang dimakan hanya kuningnya saja," sebutnya.
Karena berlimpahnya putih telur yang tersisa, arsitek asal India kemudian mengumpulkan dan menjadikannya bahan perekat bangunan.