Makam Wali Kidangan.
Sumber :
  • tvOne - dewi rina

Jejak Wali Kidangan Penyebar Agama Islam di Bojonegoro, Keturunan Kerajaan Pajang

Selasa, 4 April 2023 - 13:12 WIB

Bojonegoro, tvOnenews.com - Salah satu wisata religi lain yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur adalah Makam Wali Kidangan yang merupakan keturunan kerajaan Pajang, penyebar agama Islam di wilayah barat. Lokasi makam ini berada di atas Bukit Kidangan atau 1,5 kilometer dari Jembatan Malo, perlintasan Sungai Bengawan Solo tepatnya di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo.  

Selama perjalanan menuju lokasi makam, peziarah akan disuguhkan dengan pemandangan indah di sekitar berupa pohon jati dan rumpun bambu yang sangat rindang, tak heran jika tempat keberadaan makam Wali Kidangan terasa sangat sejuk dan asri serta menyatu dengan alam. Untuk mencapai puncak, peziarah harus menaiki sekitar 500 anak tangga setelah melintasi gapura.

Suryanto, Juru Kunci Makam Wali Kidangan menjelaskan, dahulu dari Kerajaan Panjang banyak orang alim yang memiliki kepentingan, baik itu kepentingan politik maupun kepentingan lainnya yang datang ke lokasi. Salah satu ulama besar tersebut dari kesultanan Pajang yang sampai ke wilayah hutan Desa Sukorejo, dikenal dengan sebutan narasoma dengan nama asli Raden Sentono atau Syeikh Mukodar, atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Kumban Ali-Ali. Dia melarikan diri untuk mencari ketenangan, lalu bertapa dan menyendiri di puncak Kidangan dengan tidak ingin diketahui identitasnya dan tidak ingin lagi berurusan dengan masalah keduniawian hingga wafat menjemput pada 1018.

“Beliau Wali Kidangan tidak berkenan disebutkan namanya, salah satu ciri khasnya beliau adalah Wali Mastur atau wali yang menyembunyikan diri dengan kebiasaan beliau melaksanakan sebuah tirakat dengan cara menyendiri, yang akhirnya disebut oleh masyarakat dengan Mbah Wali Kidangan," ujarnya.

Hingga saat ini, lokasi petilasan makam Mbah Wali Kidangan masih ramai dikunjungi masyarakat, tidak hanya sekadar ziarah dan memanjatkan doa, namun juga berwisata religi dan nguri uro, budaya untuk mengetahui sejarah Wali Kidangan.

Untuk berziarah, pengunjung harus melewati gubuk teduh dari papan kayu bertuliskan Mbah Kidangan, biasa digunakan oleh juru kunci dan melepas alas kaki, disediakan pula air minum di kendi. Hal ini sebagai simbol menjaga kesucian area makam.

Wali Kidang masih ada kaitan erat dengan beberapa tokoh wali penyebar agama Islam seperti Sunan Bonang.

Di dalam, ada tiga makam, sebelah selatan makam Wali Kidangan, sedang dua makam sebelahnya merupakan santri-santri beliau. Dua pemuda yang ingin sekali mengabdi kepada Syekh tersebut, namun saat ditemui, Wali Kidangan telah meninggal dunia, hal ini karena sudah diketahui sifat kewaliannya atau Wali Mastur.

Pada akhirnya, pemuda tersebut mengikuti jejaknya dan merawat makam hingga akhir hayatnya, sehingga pemuda tersebut juga dimakamkan di sebelah Mbah Wali Kidangan.

Setiap bulan Suro dalam kalender Jawa, tepatnya pada Kamis legi, selalu dilaksanakan Haul Wali Kidangan. Masyarakat setempat biasanya melakukan tradisi manganan atau sedekah bumi di saat musim tanam dan panen raya. Para peziarah yang berkunjung tidak hanya dari warga Bojonegoro saja, namun juga dari luar kabupaten Bojonegoro, seperti Ngawi, Nganjuk, Lamongan bahkan hingga dari Jawa Barat. (dra/gol)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:37
03:27
15:26
14:16
02:25
03:14
Viral