- Istimewa
Viral Pengobatan Ida Dayak, Begini Penjelasannya dalam Sudut Pandang Islam
Jakarta, tvOnenews.com - Jagat sosial media sedang dihebohkan dengan sosok Ida Dayak, yang disebut-sebut dapat menyembuhkan penyakit dengan minyak bintang yang selalu digunakannya.
Praktek alternatif yang dilakukan Ida Dayak ini viral di berbagai sosial media hingga namanya mulai dikenal masyarakat di berbagai daerah.
Dari beragam video yang beredar di media sosial, nampak Ida Dayak mengobati anggota tubuh pasiennya sembari menggerakkan tubuhnya dan memijat-mijat dengan minyak bintang.
Ida Dayak nampak membuat tangan seorang anak yang bengkok menjadi lurus kembali hanya dengan bantuan minyak bintang.
Yang membuat nama Ida Dayak semakin melejit adalah dirinya tidak mematok tarif setiap kali menangani pasiennya, alias gratis.
Tak heran jika antusiasme warga yang penasaran dengan Ida Dayak sempat membludak saat ia membuka pengobatan di daerah Depok beberapa waktu lalu.
Lantas bagaimanakah penyakit dan pengobatan dalam ajaran islam?
Ada beberapa hadits yang menjelaskan mengenai penyakit dan obatnya. Berikut beberapa hadits tentang penyakit yang dilansir dari tulisan Hasbi Mustofa dalam laman resmi Kementerian Agama (Kemenag).
Ilustrasi (Ist)
“Setiap penyakit ada obatnya, maka jika obat telah mengenai penyakit maka akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim).
“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit kecuali telah menurunkan untuknya obat yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad)
Ketika umat Islam salah paham tentang takdir dengan kepasrahan fatalis tanpa usaha, sehingga mereka bertanya kepada Nabi apa perlu berobat bila datang takdir sakit, beliau menjawab:
“Ya, wahai hamba-hamba Allah, berobatlah, karena Allah ‘Azza wa Jalla tidak menaruh penyakit kecuali menaruh padanya obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu kerentaan.” (HR. Ahmad)
Dalam sebuah kisah diriwayatkan, Nabi Ibrahim pernah menanyakan kepada Allah SWT dari mana asalnya penyakit dan obat, dijawab oleh Allah “dari-Ku”, Nabi Ibrahim kemudian menanyakan,
Ilustrasi Orang Sakit (freepik)
“Lalu bagaimana dengan seorang dokter atau tabib?” Maka Allah menjawab: “Ia hanyalah seorang perantara yang dikirimkan melalui tangannya suatu obat.”
Oleh karena itu, siapapun yang memberi obat baik dokter, tabib, sinshe ataupun ahli pengobatan tradisional lainnya itu bukanlah masalah, selama misinya pengobatan dan tercapainya kesembuhan.
Dalam melakukan ikhtiar dalam pengobatan, kita bebas memilih sendiri mana yang berkenan di hati kita, selama tidak menyekutukan Allah SWT..
Meski obat-obatan yang diberikan berbeda, semua boleh dikonsumsi asalkan tidak mengandung bahan-bahan yang najis, haram ataupun membahayakan serta diracik dengan cara-cara yang haram.
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW (Ist)
Rasulullah SAW berpesan:
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit sekaligus obat, dan telah menciptakan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud)
Yang berbahaya adalah jika melakukan pengobatan kepada paranormal, dukun, oknum yang dianggap ‘orang pintar’, ahli pengobatan alternatif, tempat bersyariat dan sebagainya.
Hal itu karena mengobati berbagai macam penyakit dengan cara-cara yang ghaib, supranatural atau dengan tenaga batin, mantera, jampi, jimat, hipnotis, magic, hawa murni aura dan lain sebagainya yang tidak ada sangkut pautnya dengan ilmu kedokteran, kadang-kadang semua itu mencatut nama Allah dengan kiat klise untuk berkelit ataupun menuansakan kesan agamis “dengan izin Allah”.
Berobat dengan cara ghaib, ajaib dan supranatural ini memang biasanya mudah menyeret masyarakat awam kepada kemusyrikan.
Hampir semua dukun dan paranormal memakai kedok agama, dengan menekankan pada yang berobat bahwa yang memberi kesembuhan hanyalah Allah.
Rasulullah bersabda SAW: “Bukanlah dari golongan kami, seorang yang menggunakan petunjuk setan atau burung dan sebagainya, atau praktek sihir untuk menerka nasib, jodoh, penyakit dan obatnya. Maka barang siapa mendatangi seorang dukun yang melakukan praktek-praktek demikian lalu ia percaya akan keterangannya, orang ini adalah orang yang telah mendustakan, dan tidak percaya dengan apa-apa yang diwahyukan kepada Muhammad SAW”.
Seorang muslim yang imannya kuat tidak akan mudah tergoda. Hal ini karena semakin kuat iman, maka akan semakin berharap dan berlindung hanya kepada Allah SWT.
Maka seyogyanya setiap muslim akan selalu meminta pertolongan hanya kepada-Nya sambil tetap berhusnudzon dan berikhtiar dengan cara-cara yang sudah ditentukan Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Minyak yang Digunakan Ida Dayak
Melihat 'kesaktian' Ida Dayak dalam menyembuhkan penyakit pasiennya, netizen pun penasaran dengan minyak bintang yang sering digunakannya.
Ternyata minyak bintang bukanlah hal sembarangan, terutama dalam tradisi suku Dayak sebagai obat tradisional.
Bahkan minyak bintang sudah masuk dalam warisan budaya takbenda Indonesia.
Seperti dilansir tvOnenews.com dari laman resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, berikut ulasan singkat tentang minyak bintang Dayak.
Minyak bintang adalah salah satu ilmu magis yang berkembang dalam masyarakat Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung yang ada di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Ternyata, pada mulanya ilmu minyak bintang dipelajari agar penggunanya dapat bertahan sekaligus menyerang musuh.
Ida Dayak (Ist)
Pada masa lampau, masih sering terjadi perang antar suku sehingga berkembanglah ilmu minyak bintang yang dipakai selama peperangan.
Minyak bintang dapat diperoleh dengan cara dibeli (temaai) sebesar 5 sampai 10 antang.
Harga tersebut tentu sangat besar pada kala itu sehingga hanya sedikit yang memilikinya dan bukan sembarangan orang yang bisa mendapatkan minyak bintang.
Uniknya, orang yang mempelajari ilmu minyak bintang biasanya akan berkurang minatnya untuk mempelajari ilmu lainnya.
Konon kesaktian ilmu minyak bintang ini sampai disebut-sebut dapat menghidupkan pemiliknya yang telah terbunuh.
Pemiliknya yang sudah tewas konon akan bangkit kembali seiring dengan kemunculan bintang-bintang di langit.
Pemakaian ilmu bintang ini adalah dengan meminum beberapa tetes pada malam hari dan sudah cukup untuk bertahan seumur hidup.
Sayangnya, minyak bintang hanya dapat menolong nyawa pemiliknya dan tidak berlaku untuk orang lain.
Selain itu, minyak bintang tidak akan berguna jika pemiliknya meninggal dalam kondisi organ tubuh terpotong-potong dan dikuburkan secara terpisah.
Dari sisi fungsi sosial, ilmu minyak bintang pada masa lalu berguna sebagai penambah semangat selama terjadinya perang suku.