Ruang utama masjid, dengan saka tunggal di dalamnya..
Sumber :
  • Tim tvOne - Sonik Jatmiko

Masjid Saka Tunggal, Tapak Jejak Penyebaran Islam di Sisi Barat Jawa Tengah

Kamis, 13 April 2023 - 03:05 WIB

Banyumas, tvOnenews.com - Penyebaran Islam di sekitar wilayah Kabupaten Banyumas atau Jawa Tengah bagian barat, jejaknya bisa terlihat di Masjid Saka Tunggal. Masjid dibangun sekitar tahun 1522 Masehi atau 1288 Hijriyah.

Merupakan salah satu masjid di Indonesia yang memperlihatkan jejak paska walisongo menyebarkan Islam. Meski sudah dipugar beberapa kali, wajah aslinya masih terlihat dan terjaga.

Anda yang akan mengunjungi Masjid Saka Tunggal, lokasinya berada di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dari arah Kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, sekitar 30 kilometer ke arah barat.

Fasad dan sebagian besar bangunan masjid masih asli. Hanya tembok masjid, direhab diganti tembok batu bata. Awalnya merupakan gebyok kayu, tetapi lapuk dimakan usia. Sejumlah ornamen masih asli terpelihara.

Interior masjid, sebagian besar masih asli. Seperti bagian mimbar imam dan tiga pintu tengah. 

Lalu ada perlengkapan beruoa beduk dan kenthongan, yang masih difungsikan sebagai pemberi tanda saat masuk waktu salat. Kayu lingkar dan pantek atau paku senar, masih asli. Bagian senar beduk dari kulit sapi, beberapa kali sudah mengalami penggantian. 

Bagian penting berupa tiang utama di tengah ruang utama masjid berukuran total sekitar 15 x 17 meter itu, juga masih terjaga. Masjid disangga hanya dengan satu tiang utama atau tunggal. Bagian tiang atau saka itulah yang menjadi julukan nama Masjid Saka Tunggal. Kini, masjid dinamai Baitussalam.

Bentuk ukiran dan ornamen sayap pada saka, masih asli terjaga dan secara terlihat secara rutin dicat. Ada empat sayap di saka, mengartikan manusia harus seimbang dengan kehidupan sekitar. Dalam lambang filosofi jawa, disebut kiblat papat lima pancer.

"Ada juga kaligrafi kayu di atas ruang imam, berisi kalimat syahadat dan ayat kursi. Dua kaligrafi dari kertas juga masih terpasang, meski sudah sobek di beberapa bagian," ujar Sulam (50), salah seorang pengurus masjid. 

Menurut kisah tutur, masjid diyakini didirikan oleh sosok, yang orang setempat menyebut sebagai Kyai Toleh atau nama lengkapnya Mustolih. Beliau merupakan anak turun ketiga dari Sunan Panggung, salah satu kelompok Walisongo pada saat itu.

Beberapa kisah juga menyebut, Kyai Toleh merupakan kakek buyut dari Hamengku Buwono, raja Ngayogyokarto. Sehingga makin diyakini, masjid dibangun sejak zaman mataram.

Sebagai masjid, hingga saat ini masih difungsikan untuk ibadah sholat lima waktu. Tata cara ibadah di masjid pun masih sangat tradisional. Terlihat dari penggunaan kentongan dan beduk sebagai penanda sebelum azan dikumandangkan.

"Muazin sholat jumat berjumlah empat orang. Lalu ada kidung oleh khatib, yang berisi nasihat-nasihat baik," ujarnya. 

Saka Tunggal juga sudah menjadi benda cagar budaya dilindungi oleh Pemkab Banyumas. Sebuah papan penanda, terpasang di halaman masjid.

Ada yang unik, hutan di sekitar masjid masih terjaga kelestariannya dan menjadi habitat ratusan kera ekor panjang. Kera-kera ini dilarang untuk diburu dan diganggu.(sjo/buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral