- istockphoto.com
Keutamaan Puasa Syawal Menurut Ustaz Adi hidayat, Ternyata...
tvOnenews.com - Sebulan penuh kaum muslim telah menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadhan 2023. Umat Islam kemudian merayakan hari kemenangan di awal bulan Syawal, yakni hari raya Idul Fitri 1444 H.
Bulan syawal juga memiliki keistimewaan, bagi kaum muslimin yang mampu, dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa Syawal selama enam hari.
Berpuasa di bulan syawal juga memiliki keistimewaan tersendiri yang sayang untuk dilewatkan.
Bagi yang ingin melaksanaan puasa syawal dapat dilakukan mulai tanggal 2 syawal atau satu hari setelah Idul Fitri, sampai akhir bulan syawal.
Puasa syawal merupakan salah satu puasa sunnah dan termasuk dalam rangkaian ibadah setelah melaksanakan puasa ramadhan.
Dilansir Senin (24/4/23) dari tayangan youtube channel Adi Hidayat Official dengan judul "Keutamaan Puasa Syawal - Ustadz Adi Hidayat" yang diunggah pada 3 Mei 2022.
Dalam salah satu kajiaannya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang keutamaan puasa syawal.
“Ada sesuatu yang begitu istimewa masih di rangkaian bulan syawal. Jika di hari pertama kita bisa melaksanakan sholat Idul Fitri, bercengkrama dengan keluarga, membangun silaturahmi yang sangat erat. Maka sejak hari keduanya, sampai akhir bulan ada bentangan yang sangat istimewa, yang hanya terdapat di bulan syawal dan langsung informasinya diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menerangkan jika dahulu salah seorang sahabat, Ayub al Ansori menerima sebuah informasi penting dari Nabi Muhammad SAW.
Kemudian informasi tersebut akan dirangkum oleh Imam Muslim dalam sebuah kitab shahih dengan nomor hadits 1164 yang berbunyi;
"Barang siapa puasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seperti berpuasa sepanjang masa. Sebulan ditambah selama 6 hari ini nilainya setara dengan satu tahun,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Setidaknya, terdapat tiga hal penting dari hadits Rasulullah SAW diatas yaitu;
Pertama, Radulullah SAW memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada umat muslim agar mereka dapat menyempurnakan amalannya dengan berpuasa selama 6 hari di bulan syawal.
Adapun nilai pahala seseorang yang mengerjakan puasa syawal selama 6 hari, yakni setara dengan satu tahun ia mengerjakan puasa.
Dijelaskan lagi oleh firman Allah SWT dalam QS. Al-An'am Ayat 160:
مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
Artinya: Barangsiapa berbuat kebaikan akan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan akan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).
Jadi jika seseorang mampu mengerjakan puasa pada bulan ramadhan selama sebulan penuh, kemudian dikalikan 10, maka ibadah yang dikerjakan sama dengan nilai ibadah selama 10 bulan.
Apabila kemudian satu bulan ramadhan sama dengan 30 hari, maka dapat dikalikan 10 artinya sama dengan 300.
Lantas kemudian ditambah dengan 6 hari puasa syawal dikalikan 10, hasilnya adalah 60. Maka pahala 300 tadi ditambah dengan 60 menjadi 360 hari.
Dari perhitungan tadi, maka umat muslim akan mendapat nilai fantastis yang diberikan oleh Allah SWT sebagai sebuah hadiah karena menjalankan ibadah ini melalui kemuliaan dari Rasulullah SAW.
Kemudian yang kedua, pelaksanaan puasa di bulan syawal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu puasa dikerjakan secara berurutan atau bisa juga puasa berselang.
Untuk pelaksanaannya sendiri, puasa syawal dapat dikerjakan mulai hari kedua setelah Idul Fitri sampai akhir bulan syawal.
Yang terakhir, yaitu jika seseorang masih memiliki qadha atau hutang puasa ramadhan, maka seseorang harus mendahulukan qadha puasa ramadhan, baru kemudian menjalankan puasa syawal yang sunnah.
“Memang benar qadha puasa ini masih bisa dikerjakan hingga bulan Syaban tahun depan, namun kita tahu kapan ajal datang, daripada berpulang dengan status berhutang, maka lebih baik selesaikan qadha dulu baru kemudian mengerjakan puasa sunnah Syawal, dengan waktu yang tersisa dan dilaksanakan dengan ikhlas karena Allah SWT,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
“Ingat sebuah kemuliaan dilihat oleh Allah SWT dari niat dan juga kepentingan hati Anda,” ujarnya lagi.
Ustad Adi Hidayat juga menjelaskan dalam sebuah kasus yang akan dinilai sebagai hukuman, Allah SWT pun tidak asal dalam menghukum seorang muslim. Namun Allah SWT akan melihat dari niat dan perbuatan seseorang tersebut.
"Mari kita optimis memaksimalkan tujuan dan niat kita, optimis dalam berikhtiar, semoga Ramadhan yang telah ditunaikan bisa diikuti dengan kesempurnaan penunaian puasa selama 6 hari di bulan Syawal,” terang Ustaz Adi Hidayat.
Wallahua'lam bis sawab.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News.
(udn)