- Tangkapan Layar YouTube
Syekh Ali Jaber Ajarkan Dzikir Ringan yang Dahsyat Timbangan Amalnya, Sangat Dianjurkan Dibaca Sebelum Subuh
Jakarta, tvOnenews.com - Syekh Ali Jaber pernah menyebutkan salah satu dzikir yang sesungguhnya sangat ringan untuk dilakukan namun sangat berat di timbangan amalannya.
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيْمِ
"Subhanallah wabihamdihi, Subhanallahil adzim," jelas Syekh Ali Jaber seperti dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Dakwah Islam pada Selasa (16/5/2023).
Bahkan kata Syekh Ali Jaber, salah satu keutamaan dari membaca dzikir ini adalah diampuninya segala dosa.
“Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallah Wabihamdihi dalam sehari 100 hari, maka akan diampuni dosanya walaupun dosanya lebih besar seperti buih di laut,” jelas Syekh Ali Jaber.
Ilustrasi (pexels)
Oleh karena itu, Syekh Ali Jaber menganjurkan agar setiap muslim selalu berusaha untuk membaca dzikir ini setiap hari.
“Apapun kondisinya, sebaiknya jangan lepaskan dzikir ringan ini,” kata Syekh Ali Jaber.
Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ali Jaber karena dzikir ini sangat besar nilai pahalanya.
‘Dzikir yang terdiri dari 2 kata itu ringan di atas lidah namun berat di atas timbangan,” kata Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa dzikir ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
"Rasulullah SWT menunjukkan sebuah amalan yang sangat luar biasa indah, ringan, berat di atas timbangan Allah dan juga dicintai Allah," kata Syekh Ali Jaber.
Ilustrasi (pixabay)
Amalan itu adalah sebuah dzikir yang sangat ringan, ringkas dan tak sulit untuk diamalkan tapi seringkali dilupakan.
“Dengan ringannya dzikir ini tapi punya keutamaan yang besar, maka sangat disayangkan jika sampai tak mengamalkannya,” jelas Syekh Ali Jaber.
Maka dengan amalan yang seperti ini, tidak ada dalam agama Islam dan di dalam agama manapun yang bisa mendapatkan nilai pahala besar tapi amalannya ringan dan sangat sederhana sebagaimana dzikrullah.
Syekh Ali Jaber kemudian mengungkapkan bahwa sesungguhnya Allah mengajak hamba-Nya untuk selalu berdzikir kepada-Nya agar selalu senantiasa mengingatNya.
"Ingatlah kepada-Ku maka Aku akan selalu ingat kepadamu," kata Syekh Ali Jaber.
Oleh karena itu, Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa makna dzikir bukan hanya dari qolbu, melainkan juga lisan.
Ilustrasi (pexels)
“Basahilah lisan dengan dzikir dalam kondisi apapun,” kata Syekh Ali Jaber.
Berdzikirlah dalam kondisi apapun, meski seperti saat sedang memasak, dalam perjalanan, kerja, atau di waktu luang.
"Bahkan Rasulullah SAW, termasuk nabi yang banyak dzikirnya," ungkap Syekh Ali Jaber.
Sudah seharusnya manusia sebagai makhluk senantiasa berdzikir yang menjadi bentuk ibadah dalam mengingat Allah SWT.
“Allah juga tak akan mempersulit hamba-Nya yang ingin berdzikir kepada-Nya,” katanya.
Syekh Ali Jaber mengatakan bahwa saat menjelaskan dzikir ini, Nabi menawarkan pahala yang lebih mulia dari apapun.
"Rasulullah menawarkan kepada sahabat, apakah kalian mau sebuah amalan yang jauh lebih indah, jauh lebih mulia daripada jihad fi sabilillah, jauh lebih mulia dari zakat dan sedekah, jauh lebih mulia di sisi Allah SWT dari segala banyak amalan," ujarnya.
Kemudian para sahabat menjawab "Kami mau Ya Rasulullah".
Rasulullah SAW langsung menjawab dengan singkat dengan kata dzikrullah.
“Berdzikir kepada Allah SWT, dzikir di mana saja kita berada, dalam keadaan apa saja boleh kita berdzikir kepada Allah," jelas Syekh Ali Jaber.
Ilustrasi (pexels)
Keutamaan dari dzikir dikatakan oleh Syekh Ali Jaber salah satunya adalah terjaminnya surga.
"Bahkan Rasulullah SAW menjanjikan dengan amalan dzikir itu terjamin kita mendapatkan surga Allah SWT," ungkapnya.
Dasar Perintah Berdzikir
Dasar perintah berdzikir adalah Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW. Salah satunya dirman Allah dibawa ini
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا (٤١) وَسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّأَصِيْلًا (٤٢) “
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang” (QS al-Ahzab[33]: 41-42).
Perintah berdzikir juga dijelaskan dalam hadits HR Muslim berikut ini:
لَايَقْعُدُوْنَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى اِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ تَعَالَى فِيْمَنْ عِنْدَهُ رواه مسلم
“Tidaklah duduk dan berkumpul suatu kaum dengan mengingat Allah (berdzikir) kecuali mereka dikepung oleh para malaikat, diliputi rahmat, diberikan ketenangan, dan Allah mengingat siapa saja yang berada di tengah-tengah perkumpulan tersebut” (HR. Muslim).
Adab Berdzikir
Sebagaimana dilansir dari laman NU Online, Sayid Abu Bakr dalam kitab Kifayatul Atqiya menjelaskan bahwa salah satu adab berdzikir adalah tidak minum baik di tengah maupun setelah selesai berdzikir, berikut penjelasannya.
وَيَنْبَغِيْ أَنْ لَا يَشْرَبَ الْمَاءَ عَقِبَهُ أَوْ أَثْنَائَهُ لِأَنَّ لِلذِّكْرِ حَرَارَةً تَجْلِبُ الْأَنْوَارَ وَالتَّجَلِيَّاتِ وَالْوَارِدَاتِ وَشُرْبُ الْمَاءِ يُطْفِئُ تِلْكَ الْحَرَارَةَ
“Sebaiknya (orang yang berdzikir) tidak minum setelah atau di tengah-tengah berdzikir. Karena sesungguhnya dzikir memiliki panas yang dapat menarik cahaya, manifestasi (kekuasaan) Allah, (petunjuk) yang datang saat itu. Minum air dapat memadamkan panas itu” (Sayid Abu Bakr, Kifayatul Atqiya, Indonesia: Daru Ihya, hal. 107).
Wallahua'lam.