- istockphoto.com
Rajin Beribadah tapi Tak Punya Guru Spiritual, Boleh atau Tidak? Buya Yahya Beri Jawaban, Ternyata...
tvOnenews.com - Beribadah merupakan sebuah kewajiban bagi manusia dan bentuk tanggung jawab kepada Allah SWT.
Namun tak jarang, orang yang rajin beribadah ternyata tidak memiliki guru spiritual.
Bahkan ia hanya mengandalkan apa yang ada dalam internet untuk mempelajari ibadahnya.
Simak penjelasan Buya Yahya terkait orang yang rajin beribadah tapi tak punya guru spiritual bahkan tanpa ilmu berikut ini.
Dilansir Jumat (2/06/23) dari tayangan youtube channel Al-Bahjah TV dengan judul "Rajin Ibadah Tapi Tidak Mempunyai Guru Belajar - Buya Yahya Menjawab," yang diunggah pada 7 Agustus 2017.
"Bagaimana hukumnya orang yang rajin beribadah akan tetapi ia tidak mau belajar ilmu agama artinya untuk mengaji. Bagaimana jika ada orang yang belajar ilmu agama akan tetapi ia tidak berguru, tidak mendatangi majelis taklim seperti ini. Ia belajar melalui media seperti buku-buku dan sebagainya, apakah hal tersebut masuk ke dalam hadis tolabul ilmi?," tanya salah satu jamaah.
Ahli ibadah yang tidak mau belajar, maka tertipu karena belajar tidak ada batasnya. Saat itu ia dapat dikategorikan sebagai manusia yang paling bodoh.
"Belajar itu termasuk ibadah, dan bahkan lebih hebat, dan lebih bagus dari rakaat-rakaat yang didirikan saat malam," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa 1000 ahli ibadah yang tidak mau belajar, bagi iblis itu merupakan hal yang paling mudah untuk menjerumuskan ke dalam kekhilafan.
"Lebih mudah bagi iblis menjerumuskan 1000 orang ahli ibadah daripada harus menjerumuskan 1 orang alim," terang Buya Yahya.
Buya Yahya juga menegaskan bahwa, ibadahnya 1 orang alim, tidak bisa dibandingkan dengan 1000 orang ahli ibadah karena ibadahnya dengan ilmu.
Ibadah tanpa ilmu bisa masuk ibadah bid'ah atau masuk dalam kategori yang diharamkan oleh Allah SWT. Maka orang yang tidak mau mengaji termasuk orang yang tertipu.
Buya Yahya menerangkan bahwa ada dua kelompok dalam majelis Nabi Muhammad SAW yang dikisahkan dalam banyak riwayat.
Petama adalah kelompok berdzikir kepada Allah, dan kedua adalah kelompok belajar, mengajar atau majelis ilmu.
"Nabi mengatakan, semuanya baik. Tapi aku lebih senang dengan majelis menuntut ilmu. Karena dengan ilmu ibadahnya akan menjadi benar," ujar Buya Yahya mengisahkan hadist Nabi Muhammad SAW.
Buya Yahya menambahkan bahwa orang yang duduk dalam majelis sama dengan orang melakukan ibadah yang nilainya lebih daripada salat.
Dalam masyarakat, banyak orang yang rajin ibadah namun kerap melakukan keharaman, banyak tidak mengerti hukum seperti riba, dan lain sebagainya.
Selain itu, Buya Yahya menegaskan jika menuntut ilmu merupakan proses setiap manusia dalam menjalani kehidupan sampai akhir hayat.
Buya Yahya menambahkan bahwa dengan kemajuan sosial media, saat ini orang bisa berkomentar apa saja tanpa didasari ilmu.
Hal ini juga menjadi ajang seseorang agar dianggap hebat, padahal hanya bersumber dari internet.
"Ilmu diambil dari tangannya seorang guru, guru lagi, sampai Nabi Muhammad SAW," terang Buya Yahya.
Waallu’alam Bishawab.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News.
(udn)