- ANTARA
Menguak Sejarah Penyembelihan Kurban saat Lebaran Haji, Semua Berawal dari Kisah Nabi Ismail
Setelah belasan tahun kemudian, diriwayatkan saat umurnya mencapai 100 tahun, melalui Siti Sarah, Allah SWT mengaruniai Nabi Ibrahim dengan anak kedua, yakni Nabi Ishaq.
Dari keturunan Nabi Ismail inilah nantinya akan lahir Nabi Muhammad SAW. Sementara dari dari keturunan Nabi Ishaq nantinya akan lahir 15 Nabi, salah satunya adalah Nabi Isa. Karena itulah Nabi Ibrahim akhirnya dijuluki bapaknya para Nabi.
Ilustrasi Kota Mekkah (ant)
Kisah Nabi Ismail dan Ibunya Ditinggalkan di Makkah
Saat Siti Hajar melahirkan Nabi Ismail, Siti Sarah belum juga kunjung hamil sementara usianya semakin menua.
Meski dirinya yang memberikan Siti Hajar kepada Nabi Ibrahim, namun sebagai seorang perempuan ia juga tak dapat menghilangkan rasa cemburu di hatinya. Siti Sarah akhirnya berjanji tidak akan mau tinggal bersama dengan Siti Hajar dan Nabi Ismail.
Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Dalam riwayatnya, Ibnu Abbas r.a. berkata:
“….. Dan sebagai lazimnya seorang istri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sangat gembira dengan putranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keretakan dalam rumah tangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat.”
Imam Al Tsa’labi (ahli tafsir, 350-430 H) meriwayatkan, saat itu datanglah perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim agar membawa istri Siti Hajar, dan Nabi Ismail ke tanah Makkah.
Maka berangkatlah Nabi Ibrahim dengan membawa Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi menuju Makkah dengan menggunakan seekor unta.
Dikisahkan, ketiganya akhirnya tiba di Makkah setelah berminggu-minggu perjalanan.
Di tempat dimana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim dan kemudian Siti Hajar dan Nabi Ismail ditinggalkan dengan hanya dibekali serantang makanan dan minuman.
Sementara, di sekitar mereka tidak ada tumbuh-tumbuhan dan air mengalir.
Siti Hajar pun mencoba memohon kepada Nabi Ibrahim, namun karena Nabi Ibrahim patuh pada perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim tetap meninggalkan istri dan anak yang telah dinantinya selama puluhan tahun itu.
Nabi Ibrahim berkata kepada Siti Hajar :