- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
Ustaz Adi Hidayat Ungkap Keistimewaan dan Pembagian Waktu Shalat Dhuha, MasyaAllah Mulai dari Kelimpahan Rezeki hingga Senilai Ibadah Haji
Jakarta, tvOnenews.com - Dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang dikerjakan sejak terbitnya matahari hingga sebelum waktu Dzuhur. Keistimewaan shalat dhuha ada banyak, salah satunya yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH) adalah kelimpahan rezeki.
Shalat Dhuha terdiri dari beberapa rakaat yang dilakukan secara ikhlas. Meski sunnah, namun ibadah ini dianjurkan rutin dilakukan karena memiliki banyak kemuliaan.
Shalat Dhuha terbagi menjadi tiga waktu, awal, tengah dan akhir. Waktu terakhir untuk shalat dhuha adalah sejak pukul 10.30 hingga adzan dzuhur.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa siapa yang shalat dhuha di akhir tersebut akan mendapatkan rezeki yang tak terduga.
Ilustrasi Orang sedang Shalat (istockphoto)
“Tapi bukan menarik kelimpahan rezeki sebagai modus untuk shalat dhuha ya,” kata Ustaz Adi Hidayat Ustaz Adi Hidayat sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official pada Rabu (21/6/2023).
Jika tujuannya hal itu, kata Ustaz Adi Hidayat biasanya kalau dapat rezekinya berkahnya akan hilang.
“Saya saran kerjakan lillah biarkan Allah yang memberikan,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan kepada setiap muslim untuk senantiasa ingat bahwa rezeki bukan hanya berupa uang.
“Dhuha yang ditunaikan bisa mempercepat datangnya rezeki tapi jangan tafsirkan dengan uang atau proyek saja ya,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Ilustrasi Orang sedang Shalat (envatoelement)
"Rezeki bisa kesehatan, bisa ketenangan, yang kalau gelisah bisa ke psikolog, tenang itu mahal,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Adapun waktu dhuha yang akhir dan memiliki keutamaan limpahan rezeki adalah sejak pukul 10.30 hingga adzan dzuhur.
“Sampai menjelang dzuhur dari 10.30 sampai adzan dzuhur, ” kata Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa shalat dhuha di akhir ini dapat dilakukan hingga 8 rakaat.
“Kerjakan dua dua, kerjakan sampai 8, atau mau empat-empat juga bisa,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Ilustrasi Orang sedang Shalat (pexels)
Pembagian Waktu Dhuha
Awal Dhuha
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa waktu shalat dhuha terbagi tiga dan setiap waktu itu memiliki kemuliaan sendiri.
“Shalat dhuha itu waktunya dimulai sejak waktu syuruq, saat perjalanan matahari yang bergerak dari terbit sampai berada di posisi tempat terbitnya
‘Sampai bergeser lagi sekira bayangan itu 1 tombak,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Waktunya bernama syuruq, pergerakan mataharinya namanya isyraq, matahari berada di porosnya disebut masyriq.
“Saat bayangan matahari 1 tombak inilah waktu syuruq atau awal dhuha,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Awal dhuha, tarik 1 jam setelah shalat subuh, kurang lebih 1 jam paling cepat, awal syuruq 6.30 boleh nambah 15 menit tak ada masalah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Adapun kemuliaan yang ada di awal dhuha ini antara lain dikatakan oleh Ustaz Adi Hidayat tercantum dalam hadits At-Tirmidzi.
“Siapa menunaikan shalat subuh dengan jamaah atau di hadits lain dikatakan di masjid, lalu dia tidak langsung beranjak, dia berdzikir dulu hingga sampai tiba awal dhuha, kemudian dia shalat di awal dhuha itu, maka ia dapat pahala senilai haji dan umrah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Namun Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa hal tersebut jangan dipahami dengan kalimat bahwa jika shalat syuruq artinya sudah haji dan umrah.
“Ini senilai pahala haji dan umrah tapi belum tentu dapat kemuliaan shalat di masjidil haram masjid nabawi,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Namun pahala mengerjakan shalat syuruq itu pahalanya baik yakni seperti mengerjakan haji dan umrah.
“Berpeluang dapat surga dan rahmat Allah SWT, berpeluang merubah perilaku jadi lebih baik,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini karena makna dari kata Al Birru adalah perubahan dari sifat kurang baik jadi baik.
“Ketika melekat pada pelakunya haji mabrur, nah orang yang belum bisa haji dan umrah konsisten shalat syuruq awal dhuha, karena dapat bisa merubah jadi lebih baik,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Masjidil Haram Tampak Atas (antara)
Pertengahan Dhuha
Waktu kedua untuk shalat dhuha yakni saat matahari naik sekitar pukul 07.30 Wib.
“Sekitar setengah delapan sampai jam 8. Itu sudah pertengahan dhuha, jika dikonversi sekarang sampai 10.30 itu pertengahan dhuha,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Jika awal dhuha bilangannya 2 rakaat, kata Ustaz Adi Hidayat pertengahan dhuha bisa sampai 4 rakaat.
“Bisa sampai empat, manfaat banyak, itu dimaksud pengganti dzikir dari seluruh tubuh. Tubuh kita kan harusnya dzikir, itu tertutupi dengan shalat dhuha 2 rakaat di pertengahan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Keutamaan shalat dhuha di pertengahan ini kata Ustaz Adi Hidayat jika diteruskan sampai empat rakaat, maka dapat menjaga kita dari musibah umum yang mungkin terjadi.
“Misal di komplek kita banjir, rumah kita tidak kena, atau macet tapi kita tidak macet, misal ada yang arahkan atau kita dikasih kemudahan, dan lain sebagainya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Akhir Dhuha
Waktu terakhir untuk shalat dhuha adalah sejak pukul 10.30 hingga adzan dzuhur.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa siapa yang shalat dhuha di akhir tersebut akan mendapatkan rezeki yang tak terduga.
Shalat ini dapat dilaksanakan mulai dari 2 hingga 8 rakaat.
Ilustrasi Orang yang sedang Shalat Jamaah (pexels)
Shalat Dhuha Boleh Jamaah?
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa shalat dhuha sifatnya sendirian. Namun tak ada larangan jika dilakukan berjamaah.
“Pernah ada kasus di belakang ikut makmum, Nabi tidak menegur. Maka ulama melihat itu dibolehkannya dalam keadaan tertentu, dhuha boleh berjamaah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Misal ayah ingin melatih anak dan istri lalu diajak berjamaah atau guru ajari murid, itu tak ada perbedaan pendapat. Namun bukan berarti jadi kebiasaan yang dilakukan,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Kata Ustaz Adi Hidayat, hal ini juga sama seperti shalat malam. Shalat sendirian juga tapi bukan berarti tidak boleh berjamaah.
“Dalilnya banyak yang paling populer hadits ibnu abbas di Abu Dawud. Beliau sampai nginap di rumah bibinya untuk melihat kebiasaan Nabi di malam hari kemudian beliau memviralkan, jadi kejadian baik boleh diviralkan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Wallahua'lam