- tim tvOnenews/Nurwan
Sejarah Lempar Jumrah dan Maknanya
Jakarta, tvOnenews.com - Mina adalah tempat dimana Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Saat akan menuju tempat penyembelihan, Iblis menggoda hingga akhirnya Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar melempari Iblis dengan kerikil yang kini disebut dengan ritual Lempar Jumrah.
Melansir dari Buku Manasik Haji Kementerian Agama (Kemenag), sebelum keduanya sampai di tempat yang dituju, Iblis datang menggoda Nabi Ibrahim AS agar menghentikan niatnya memenuhi perintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya itu.
Namun Nabi Ibrahim berhasil mengalahkan godaan dari Iblis tersebut dan dengan penuh keyakinan, Beliau tetap melaksanakan perintah Allah SWT itu.
Tujuan iblis pada hakikatnya adalah mengajak melanggar perintah Allah. Sebagaimana yang ia lakukan pertama kali kepada Nabi Adam dan Siti Hawa.
Suasana Saat Jemaah Haji 2023 Lempar Jumrah (tim tvOne/Budi Zulkifli)
Karena itu, Nabi Ibrahim mengambil tujuh batu kerikil dan melemparnya kepada Iblis.
Inilah awal mula tahapan haji yang disebut lempar jumrah. Tujuh kerikil awal yang dilempar disebut dengan Jumrah Ūlā.
Namun Iblis pantang menyerah, ia kembali mencoba menggagalkan tujuan Nabi Ibrahim dengan ibu Nabi Ismail yakni Siti Hajar.
Namun meski ia sayang kepada anaknya, namun Siti Hajar menolak dan juga melempari Iblis dengan batu kerikil.
Lokasi pelemparan batu Siti Hajar itu kemudian dijadikan tempat melempar Jumrah Wusta.
Namun Iblis tidak berhenti di Siti Hajar, ia kemudian beralih kepada Nabi Ismail AS, yang dianggap masih memiliki keimanan dan ketakwaan yang rapuh.
Namun Nabi Ismail juga menunjukkan perlawanan. Beliau kukuh memegang keimanannya dan yakin dengan sepenuh hati akan perintah Allah SWT.
Kemudian, Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail bersama-sama melempari Iblis dengan batu kerikil, yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumrah Aqabah.
Allah SWT memuji upaya Nabi Ibrahim dan keluarganya karena dianggap berhasil menghadapi ujian.
Itulah contoh dimana Iblis akan selalu menggoda manusia untuk tidak menaati perintah Allah SWT.
Dok Saat Jemaah Haji Lempar Jumrah (ant)
Makna Lempar Jumrah
Melontar jumrah mengingatkan kepada jemaah haji bahwa Iblis akan selalu berusaha menghalangi manusia melakukan kebaikan.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan mengenai adanya Iblis di aliran darah manusia.
“Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda:
‘’Sesungguhnya setan mengalir pada manusia di tempat darah mengalir dalam dirinya.’’ (HR. Bukhari, Muslim dan Abi Daud).
Melempar jumrah adalah simbol perlawanan sepanjang umur manusia terhadap Iblis.
Melontar jumrah juga menjadi simbol kutukan kepada unsur kejahatan yang sering merusak manusia. Dengan melontar jumrah diharapkan muncul tekad kuat untuk tidak lagi melakukan aktivitas yang dapat mendatangkan bahaya baik untuk diri sendiri atau pun masyarakat.
Lempar jumrah haruslah dilakukan dengan benda padat berupa kerikil, tidak boleh menggunakan benda cair atau yang lembek.
Lempar jumrah tidak cukup sekali, tapi tujuh kali dan harus tepat mengenai sasaran.
Suasana Saat Jemaah Haji Lempar Jumrah (ant)
Lempar Jumrah Perlawanan Terhadap Setan dan Sifat-sifatnya
Dalam melawan Iblis atau Setan, haruslah dilakukan secara ulet dan sekuat tenaga.
Sifat-sifat syaitaniyah yang cenderung destruktif harus dikeluarkan, dilemparkan, dan dibuang sekuat tenaga dari dalam diri manusia.
Oleh karenanya. proses mengeluarkan dan melemparnya harus dipastikan tepat agar tidak salah sasaran dan dilakukan dengan niat yang kokoh, berulang kali, terus-menerus hingga kejahatan itu sirna dari dalam diri manusia.
Suasana Saat Jemaah Haji 2023 Lempar Jumrah (tim tvOne/Budi Zulkifli)
Setan Tidak Akan Berhenti Menggoda
Godaan Setan kepada manusia akan selalu ada dan tidak mudah dirasakan. Hanya orang-orang yang hidup ikhlas sajalah yang akan mampu menanggulangi godaan setan itu.
Semoga kita dapat mencontoh bagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya yang dapat melawan godaan Iblis saat ingin mentaati perintah Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail.
Wallahua'lam